Kamis, 29 Desember 2011

Ketika Aku Jatuh Cinta



Cinta menyuruhku mengutarakan isi hatiku padanya..
Cinta berkata.. "Ungkapkan padanya..Jika tidak, kau akan kehilangannya.. Tidakkah engkau berfikir jika dia memiliki rasa yang sama, engkau akan bahagia jika melewatkan hari-harimu bersamanya???

Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyiksa hatiku dengan selalu merindukannya..
Mimpi dan terjaga selalu ada bayangnya..
angan dan harapku selalu ada namanya..


Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
mengukir kisah kasih sebagai ungkapan rasa yang hadir di dada..
Tidak perduli apa kata dunia..
Tidak perduli pada siaa-siapa,karena dunia bagai milik berdua..

Namun, aku punya agama..
Aku punya Tuhan..
Allah membuat aturan..
Allah adalah Tuhanku ,jadi cinta itu bukan Tuhan..
Kenapa aku harus menuruti semua kehendak cinta???

Ketika Cinta menyuruhku mengungkapakannya sekarang,Allah menyuruhku menghalalkan dengan pernikahan sebagai konsekuensi dari pilihanku tersebut, sudah mampukah aku menanggung konsekuensi dari keputusanku mengungkapkan rasaku dengan menikah dengannya??? Jika jawabanku BELUM, bukankah Rasulullah S.A.W bersabda: ” Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu, maka menikahlah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa belum mampu maka berpuasalah, sebab ia akan dapat mengendalikanmu “

Rasulullah menyuruhku berpuasa bukan menjalin ikatan mesra.(Pacaran,red)

Ketika cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
Allah menyuruhku menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, Rasulullah menyuruhku menghindari Khalwat,Ikhtilat dan Sentuhan dengan lelaki ajnabi. Allah menyuruhku menjauhi zina, lalu haruskah aku menuruti kehendak cinta sedangkan Allah dan Rasulullah menyuruhku menjauhinya???

Ketika cinta menyuruhku mengukir kisah kasih untuk menjaga berseminya cinta di dada agar tidak kehilangannya, bukankah jodoh adalah Allah yang mengaturnya??? tak kan pernah tertukar atau kehabisan stok??? Lalu, kenapa aku harus menumpuk dosa yang sudah banyak itu menjadi semakin banyak hanya karena takut kehilangannya?? hanya karena nafsu dan egoku yang ingin memilikinya???

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Al- Baqarah:216.

Cinta.. Cinta.. Benarkah yang menyuruh kita bertindak tergesa-gesa adalah Cinta??
Benarkah yang menyuruh kita melanggar semua Larangan-Nya adalah Cinta???
Ahh..Kawan, terkadang kta tidak mampu membedakan mana bisikkan Cinta dan mana Bisikkna Nafsu.

Ingatlah kawan.. carilah jodoh sesuai petunjuk Rasulullah..

"Takdir mempunyai beberapa bagian, pertama ialah takdir di dalam ilmu Allah yang azali. artinya Allah telah mengetahui segala-galanya sebelum ia benar-benar terjadi. Takdir di dalam bentuk ini tidak bisa dan tidak mungkin berubah secara mutlak. Jika ia berubah berarti ia telah merubah kesempurnaan Allah ciptakan, seperti merubah bentuk anggota tubuh kita dengan operasi plastk,dan hal ini adalah jelas tidak di benarkan di sisi Allah. Allah berfirman: “Keputusan di sisiKu tidak akan berubah dan Aku sekali-kali tidak menzalimi hamba-hambaKu.” (Surah Qaaf ayat 29)

Takdir ini dikenali sebagai qada mubram atau ‘takdir yang pasti’ dan mengingkarinya akan menyebabkan seseorang menjadi kafir menurut penjelasan ulama. Takdir yang kedua ialah takdir yang tertulis di Lauh Mahfuz dan ia dikenali juga sebagai takdir mu’allaq. Mengikut K.H. Sirajuddin Abbas di dalam buku 40 Masalah Agama, takdir ini bisa berubah dari masa ke semasa, sebagai contoh, jika seseorang telah ditakdirkan hidup hingga ke usia 60 tahun, dan beliau sering menghubungkan tali persaudaraan dengan manusia, Allah mungkin menambah umurnya melebihi 60 tahun. Atau jika seseorang telah ditulis berjodoh dengan seseorang yang buruk agamanya,namun dia berusaha memperbaiki diri dan berdo'a memperoleh jodoh yang baik, jodohnya masih bisa berubah dari do'a dan usahanya:
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab.” (Surah Ar-Ra’d ayat 39)

Dalam masalah mencari jodoh, nabi sendiri menyuruh kita memilih pasangan yang benar. Oleh kerananya kita disuruh berusaha mencari jodoh berdasarkan landasan agama dan mintalah petunjuk Allah tentangnya. Allah tidak pernah mendzalimi manusia kita sendirilah yang mendzalimi diri kita sendiri."


Imam Baijuri di dalam kitab Tuhfatul Murid Syarh Jauharatut Tauhid berkata: “Lauh Mahfuz, mengikut pendapat yang hak, menerima penghapusan dan penetapan.”

Di antara perkara yang boleh mengubah ketetapan di Lauh Mahfuz ialah doa dan amalan yang baik, berdasarkan sabda Nabi s.a.w : “Tiada yang boleh menolak takdir selain doa dan tiada yang boleh memanjangkan umur kecuali perbuatan yang baik.” (H.R Tirmidzi)

Sayyidina Umar Al-Khattab ra pada suatu ketika, telah melafazkan doa-doa ini ketika bertawaf: “Ya Allah, jika Engkau telah mentakdirkan aku tergolong di dalam golongan orang-orang yang bahagia, tetaplah aku di dalam keadaan aku.

Sebaliknya jika Engkau telah tetapkan aku di dalam golongan orang-orang yang celaka dan berdosa, hapuskanlah takdir itu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang mendapat kebahagiaan dan keampunan.”


Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar