Kamis, 29 Desember 2011

~# MAKNA WANITA DICIPTAKAN DARI TULANG RUSUK#~

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri) *1 , karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk…” Dalam satu riwayat: “Wanita itu seperti tulang rusuk….” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Apakah memang wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki ataukah hanya penyerupaan sebagaimana ditunjukkan dalam hadits yang kedua?
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta` yang saat itu diketuai Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullahu menjawab, “Zahir hadits menunjukkan bahwa wanita –dan yang dimaukan di sini adalah Hawa – diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini tidaklah menyelisihi hadits lain yang menyebutkan penyerupaan wanita dengan tulang rusuk.
Bahkan diperoleh faedah dari hadits yang ada bahwa wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk karena memang ia berasal dari tulang rusuk. Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka tidak bisa disangkal kebengkokannya. Apabila seorang suami ingin meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan tidak ada kebengkokan padanya niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Ini berarti ‘memecahkan’ nya.
Dalam riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.”
Namun bila si suami bersabar dengan keadaan si istri yang buruk, kelemahan akalnya dan semisalnya dari kebengkokan yang ada padanya niscaya akan langgenglah kebersamaan dan terus berlanjut pergaulan keduanya. Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di antaranya Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka semua.
Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam tidaklah benar.” (Fatwa no. 20053, kitab Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`, 17/10)

Penulis: Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`
Catatan Kaki :

1 Al-Qadhi rahimahullahu berkata: “Al-Istisha` adalah menerima wasiat, maka makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini adalah aku wasiatkan kalian untuk berbuat kebaikan terhadap para istri maka terimalah wasiatku ini.” (Tuhfatul Ahwadzi)


SEKILAS INFO:……..karna ini penting sobat……..agar kita tidak salah^-^ dalam penulisan dan pengertiannya yaaaa………..

Kesalahan penulisanAamiin Yang seringTerjadi Dalam Bahasa Arab,ada empat
perbedaan kata:

“AMIN” yaitu :
1. ”AMIN” (aliF dan mim sama-sama pendek) artinya AMAN, TENTRAM
2.“AAMIN” (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3.”AMIIN” (alif pendek& mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA
4.“AAMIIN” (alif & mimsama-samapanjang), ,KABULKANLAN DOA KAMI

Terus Bagaimana dengan pengucapan/
Penulisan“Amien“ ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini(Amien) dihindari,karena ucapan“Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala(Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari MesirKuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra).
Dan di-klaim sebagai DAJJAL

HINDARI PENULISAN.....ASS, ASSKUM, MOHD,MOSQUE,4JJI,MECCA !!
Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...''Ass,Askum ('dalam ucapan salam)
# ''Mohd'' untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
#''Mosque'' untuk panggilan sebuahmasjid.
# '4JJI'' untuk panggilan Allah SWT.
#“'Mecca'' untuk sebutan Mekah.
Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...^-^
Karena arti dari kata tersebut adalah Bismillah..
Jika kita seorang Muslim atau Muslimah,alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

*janganlah bilang Mosque tapi Masjid,karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.
*jangan menulis MECCA tapi MEKAH,karena MECCA adalah rumah anggur/bir.
*jangan menulis MOhd tapi Muhammad,karena Mohd,. Adalah anjing bermulut besar.
*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih.
*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi “Assalamu ‘alaikum”(karena salam adalah doa,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena
Ass artinya pantat mu,
dan Askum artinya celakalah kamu.

Untuk jelasnya:

Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pembacaannya adalah “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”
Makna kalimat salam tersebut di antaranya adalah, “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”

Ucapan salam di atas adalah bentuk salam yang paling sempurna, adapun bentuk pengucapan lain bisa dengan mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

“Assalamu ‘alaikum warahmatullah”

Atau,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

“Assalamu ‘alaikum”


INGAT !!!
ASS = PANTATMU
ASKUM = CELAKALAH KAMU
Maka sampaikanlah salam karena itu DOA, minimal “Assalamu ‘alaikum”



Semoga Bermanfaat ya Sobat........

mari saling mengingatkan
Mari saling berbagi kebaikan^-^

"Demi masa,sesungguhnya manusia dalam keaadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman&berbuat kebaikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk Kesabaran"
(Q.S Al-Ashr 1-3)

~# S2 Atau NIKAH???? #~

Ketika sedang asyik-asyiknya berselancar dalam tulisan tiba-tiba nada ringtone tanda sms masuk berbunyi...

“Teh, menurut teteh perempuan lanjut S2 gimana? Ada yang bilang, kuliah terus kapan nikahnya?”

Saya tersenyum. Sejenak berhenti melanjutkan jemari ini untuk menekan huruf-huruf yang tertera di keyboard sambil mengalihkan jemari ke handphone untuk membalas sms Echa tadi, “Haha... kenapa dipusingin? Berapa banyak perempuan S2 juga nikah. Ada yang sambil, ada yang sebelum dan ada yang sesudah S2. Semua it's ok aja...”

Tak lama kemudian, sms balasan dari Echa kembali saya terima, “Iya juga ya teh, hehe... Mohon doanya ya Teh insyaAllah tanggal 8 Mei aku ujian masuk S2 kenotariatan di UNDIP. Sekarang gak mau ambil pusing. Makasih Teteh...”, diakhiri wajah senyum, Echa menyudahi pertanyaannya melalui sms, namun saya kembali membalas sms nya...

“Menjadi muslimah yang berdaya dan smart adalah HARUS! Dan menjadi muslimah yang manfaat dan taat pada suami dan bakti bagi keluarga adalah WAJIB! Sukses.”

Perbincangan kami berakhir.

Perbincangan singkat saya melalui sms dengan Echa, menarik diri saya untuk sedikit mengulas stigma yang sudah mengakar di masyarakat tentang perempuan “Ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya ke dapur juga."

Kadang lucu mendengar hal atau stigma semacam ini. Padahal jelas-jelas dari berbagai sumber terutama sumber Islami banyak yang mengatakan, adalah suatu kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim, tidak pandang gender! mau lelaki ataupun perempuan.

Salah satu hadis shahih yang terdapat dalam kitab Sunan Ibnu Majah, “Tholabul ‘ilmi faridhotun a’la kulli Muslimin”-- menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim (laki-laki ataupun perempuan).

Tidak hanya hadis ini, dalam Al-Qur’an pun di katakan “Yarfaillahuladzi na’amanu minkum walladzi na’utu ilma darajat...” (QS : Al-Mujadillah 11) yang artinya, "Bahwa sesungguhnya Allah Swt. akan mengangkat orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat. Belum lagi surah Al-Alaq yang memerintahkan kepada semua umat untuk “Iqra”-- bacalah!.

Penjelasan ayat tersebut bukan hanya sekedar "baca" yang diartikan secara harfiah saja, namun lebih daripada itu adalah bahwa sesungguhnya setiap manusia dimuka bumi wajib untuk belajar memahami segala hal di sekelilingnya. Intinya, disuruh belajar juga bukan?

Sudah banyak literatur perintah yang menegaskan bahwa belajar itu merupakan hukum wajib bagi siapa pun tanpa terkecuali. Bagi perempuan menuntut ilmu adalah bagian yang juga tak kalah penting. Saya agak kurang setuju jika tugas wanita hanya mengurus rumah tangga saja, tak usah belajar tinggi-tinggi. Bisa dibayangkan jika seorang perempuan tidak cerdas dan pandai, bagaimana generasi yang dilahirkannnya kelak?

Perempuan yang cerdas dan pandai akan lebih banyak membawa manfaat, tidak hanya bagi keluarganya namun juga bagi umat (sekitarnya).

Contoh kecil saja, jika perempuan hanya terkungkung pada stigma-stigma yang tidak memberdayakan, bagaimana kelak jika ia menikah dan mempunyai seorang anak, kemudian ia tidak tahu bagaimana mendidik anaknya sesuai dengan zamannya?

Bagaimana menyampaikan hal yang positif bagi anaknya? Belum lagi bagaimana pula jika sang suami tiba-tiba di PHK, meninggal atau terkena musibah lain yang membuat suami jadi tidak bias produktif kembali?.

Jika perempuan tidak cerdas dan pandai maka sudah dapat di bayangkan akan seperti apa keadaan keluarganya. Namun jika si perempuan adalah seorang yang cerdas dan pandai, maka insyaAllah ia akan menjadi pelengkap yang luar biasa bagi anak dan suami nya kelak, bahkan dalam kondisi tidak baik sekalipun.

Saya cukup mengerti, mungkin saja stigma lain yang juga berkembang di masyarakat adalah, jika perempuan cerdas dan pintar akan careless terhadap rumah tangga dan keluarganya.

Nah, inilah tantangan bagi para perempuan, terutama muslimah, untuk bagaimana tetap bisa mempertanggung jawabkan kodratnya. Tidak ada larangan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin dan merengkuh cita-cita bahkan impian sekalipun, namun yang perlu diingat adalah tanggung jawab terhadap keluarga dan rumah tangga kelak jangan sampai terabaikan.

Contoh yang luar biasa adalah sosok seorang Khadijah dan juga Aisyah. Dua orang wanita yang pintarnya luar biasa. Khadijah seorang entrepreneur wanita yang sangat sukses, namun tetap menyadari kodratnya sebagai seorang istri Muhammad dan juga ibu bagi anak-anaknya.

Tidak kalah dengan Khadijah, sosok Aisyah, yang dikatakan dalam salah satu buku "Ensiklopedi Leadership & Manajemen Muhammad SAW : Edisi Membina Keluarga Harmonis ala Rasulullah" bahwa kepintaran Aisyah sangat luar biasa. Bahkan ada salah satu hadis mengatakan bahwa kepintaran Aisyah di ibaratkan dengan gabungan kepintaran seluruh wanita di dunia.

Bisa dibayangkan betapa pintarnya sosok Aisyah. Namun disisi lain betapapun pintarnya Aisyah, ia tahu betul bagaimana kodratnya sebagai istri.

Kalau soal jika nanti sekolah tinggi (S2) lalu kapan menikahnya, itu bukanlah hal yang harus di perdebatkan terlebih di persoalkan. Menikah bisa dilakukan sebelum melanjutkan studi, sambil atau bahkan sesudah. Itu adalah pilihan.

Yang terpenting adalah, dan mesti ditekankan bahwa segala sesuatu di barengi dengan konsekuensi. Ya, jika memilih lanjut kuliah dulu, bisa saja. Toh bisa di barengi pula, siapa tahu sambil kuliah bisa sambil dapet jodoh, ya kan? Atau juga bisa sambil kuliah terus menikah, itu juga pilihan.

Jelasnya, keduanya bisa dijalankan beriringan atau satu-satu dulu, semua itu pilihan. Niat yang nggak boleh adalah menunda-nunda untuk menikah, itu yang sangat tidak disarankan.

Jadi bagi para perempuan (muslimah) tidak usah ragu dan khawatir lagi, dengan pilihan-pilihan apakah S2 atau nikah. Ingat, menuntut ilmu itu wajib! meski tidak harus dilakukan dalam lingkungan formal. S2 atau menikah, keduanya bisa dilakukan sejalan beriringan ataupun satu-satu diselesaikan, semua bukan masalah.

Hanya kadang hal ini menjadi masalah menurut keluarga kita atau bahkan sekeliling kita. Namun begitu kita yang menentukan hidup kita mau dibawa kemana bukan? So, pilihlah segalanya yang terbaik menurut Anda dan sadarilah segalanya sudah satu paket dengan segala konsekuensinya. Be responsible!

Dan ingat, setinggi apapun ilmu Anda duhai para perempuan, Anda tetaplah seorang makmum bagi suami anda, jadi tetaplah menjadi istri dan ibu yang bijak, baik serta pelengkap yang menyempurnakan bagi suami dan anak-anak Anda kelak.
(Riri Artakusuma)

~# ADAB WANITA SHALIHAH DALAM MELAYANI SUAMI #~

Di antara perkara-perkara yang harus diperhatikan bagi seorang isteri terhadap suami adalah sebagai berikut:

1. Senantiasa menjaga kehormatan diri dan harta suami, jika sang suami tidak berada di dalam rumah.

2. Senantiasa menyenangkan suami dengan akhlak yang mulia dan kasih sayang terhadap anak-anak.

3.Senantiasa bersolek dan berdandan di depan suami, agar selalu menyenangkan bila dipandang. Ia juga harus memperindah & memperlembut suaranya jika sedang bersama suami.

4. Rela dengan pemberian suami seberapa pun nilainya. Ia tidak akan menuntut suaminya dengan tuntutan yang memberatkan dirinya atau tidak sanggup dipikulnya. Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah hamba dirham, celakalah hamba dinar, celakalah hamba perut. Bila diberi ia ridha dan bila tidak diberi ia tidak ridha. Celaka dan celaka….” (HR. Bukhari).

5. Setia kepada suami selama tidak dalam kemaksiatan.

6. Dapat meredam kemarahan suami, bersabar dengan ujian yang menimpa rumah tangga dan selalu bertawakkal kepada Allah atas setiap apa yang diusahakan.

7. Memiliki sifat zuhud terhadap dunia, tidak berambisi untuk menumpuk harta. Karena sikap ambisi kepada dunia dan harta kekayaan akan menyeret dia untuk melupakan dan meremehkan tugas dan kewajiban sebagai isteri.

8. Tidak akan membalas kejahatan dan kedzaliman suami dengan kejahatan yang serupa apalagi melebihi. Senantiasa bersabar dan tiada henti memberikan nasihat dengan cara yang ma’ruf dan penuh kasih sayang.
9. Pandai menciptakan suasana sejuk dan nyaman
di dalam rumah. Senantiasa berusaha menjadikan rumah sebagai lembah yang nyaman bagi peristirahatan suami. Sehingga sang suami merasakan suasana surga di dalam rumah. Sekalipun rumah tersebut tidak memiliki fasilitas dan perlengkapan rumah tangga yang mewah.

10. Mampu menjaga harta suami dan kehormatan dirinya pada saat suami tidak ada di sisinya. Tidak akan berkhianat terhadap apa yang telah diamanatkan suami, baik mengenai diri maupun anak-anaknya.

11. Senantiasa mendoakan kebaikan bagi anak dan suami
.
12. Senantiasa menghiasi diri dengan sikap malu dan tawaddhu’, jujur dan benar, tidak berkata dusta atau bersumpah palsu. Senantiasa memenuhi janji dan nazarnya, tidak pernah mengghibah atau mencela kekurangan suami, dan selalu memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahannya.

13. Seorang isteri shalihah senantiasa meminta maaf kepada suami, baik karena kesalahan yang remeh apalagi kesalahan yang besar. Karena sikap selalu meminta maaf akan menjadikan sang suami senantiasa senang terhadap penghormatan tersebut.

~# TITIK KEMUIAAN IBU RUMAH TANGGA ((Petikan HIkmah)) #~


SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu menyampaikan sebuah penyesalannya
----------

"Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu poros utama, dan ia adalah wanita yang menjadi ibu rumah tangga. Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga akan kering tanpa makna." (Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei)

SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu menyampaikan sebuah penyesalannya menjalani kehidupan di dunia ini. Salah satu kutipan dalam suratnya tersebut sebagai berikut:

".Waspadailah popularitas wahai wanita.Waspadailah setiap kegemerlapan yang menipumu. Saya adalah wanita termalang di muka bumi ini, sebab saya tidak bisa menjadi seorang ibu. Sesungguhnya wanita itu seharusnya menjadi penghuni rumah utama. Kehidupan berumah tangga dan berkeluarga secara mulia di atas segalanya. Sesungguhnya kebahagiaan wanita yang hakiki adalah dalam kehidupan rumah tangga yang mulia dan suci, bahkan kehidupan berumah tangga adalah simbol kebahagiaan wanita dan manusiawi."

Marilyn Monroe tak sendirian. Kini, banyak kaum perempuan barat mengikuti penyesalan Marilyn Monroe. Penyesalan ini lahir dari banyak hal yang telah mereka lakukan di luar fitrah mereka. Mereka menyesal atas kesibukannya di luar rumah. Karena kesibukan mereka di luar rumah, keluarga mereka menjadi rentan dihinggapi berbagai masalah.

Penyelewengan, perselingkuhan suami istri, adalah masalah dominan yang kerap mengunjungi mereka. Karenanya, kegoncangan kehidupan rumah tangga, penyelewengan pendidikan anak yang menyebabkan mereka terlantar dan sengsara menjadi pelengkap penyesalan mereka. Tentu, secara fitrah, tak ada seorang wanita (ibu) yang tak menangis hatinya saat melihat anak-anaknya memiliki moral yang rusak, bebas berzina, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain. Tapi, inilah yang terjadi di barat sana.

Kaum wanita yang hidup dalam liberalisme barat mulai menyadari bahwa persamaan, kesetaraan, dan kebebasan yang didengungkan banyak kaumnya di negeri mereka, sebetulnya telah merampas kebahagiaan dan fitrah mereka sendiri. Mahmud Mahdi Al Istambuli menyampaikan kabar kesadaran mereka itu sebagai berikut: "Mereka baru-baru ini mulai mengajukan persamaan dengan wanita Muslimah, sesudah mereka tahu apa tujuan di balik semboyan-semboyan dan slogan-slogan bohong itu. Wanita-wanita barat rindu mendapatkan kehidupan sebagaimana dialami wanita di negeri Islam. Mereka menuntut persamaan dengan kehidupan para Muslimah itu."

MONROE berharap menjadi seorang ibu yang baik. Bahkan, ia menyatakan sendiri bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita adalah ketika ia mampu menjadi ibu, yang berkiprah total dalam kehidupan rumah tangga dan keluarganya. Berkhidmat dan taat sepenuhnya kepada suami, melahirkan anak, mendidiknya, membesarkannya, menjadikan mereka generasi yang taat kepada orangtua, dan generasi penerus perjuangan yang akan mampu mewujudkan peradaban mulia.

Tentu, Monroe dan banyak kaum wanita yang kemudian menyadari kekeliruannya selama ini, melihat sebuah kemuliaan dalam status itu. Dan, secara tidak langsung, ia menyanggah bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita ada dalam gemerlapnya harta, tingginya kedudukan, pesatnya karier, dan lain-lain.

Sesungguhnya, yang Monroe lihat adalah sebuah kebenaran. Kebenaran yang selama ini diajarkan Islam. Ajaran yang menempatkan wanita, terutama ibu, dalam posisi yang sangat mulia.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Anda yang beraktivitas di luar rumah, baik Anda sebagai dokter, dosen di perguruan tinggi, atau profesi-profesi akademis lainnya yang pada tempatnya tentu relevan, tetap harus memberikan kiprahnya di dalam rumah. Masalah keibuan, status sebagai istri, rumah dan rumah tangga, semuanya merupakan hal amat fundamental dan vital. Anda bukanlah wanita yang sempurna jika Anda tidak menangani urusan di dalam rumah. Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu poros utama, dan itu ialah wanita yang menjadi ibu rumah tangga. Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga akan kering tanpa makna."

Dr. Mien Uno, salah seorang tokoh perempuan negeri ini mengungkapkan hal senada. "Saya menganggap bahwa ibu rumah tangga adalah karir yang sangat terhormat. Akan tetapi, banyak masyarakat kita yang berpendapat bahwa status ibu rumah tangga bukanlah karir karena tidak bergerak dalam lingkup publik. Saya tidak mengerti yang dimaksudkan dengan lingkup publik. Bagaimanapun, menurut pendapat saya, justru ibu rumah tangga adalah posisi yang sangat terhormat karena dia melingkupi faktor-faktor sosial dengan keluarga, dengan masyarakat. Dia peletak dasar agama, kemudian sebagai seorang pendidik yang baik. Karenanya, dia berkarir sebagai ibu rumah tangga."

Sebuah puisi dari Chages, Challenges and Choices: Women in Develompent in Papua New Guinea, mungkin menjadi daftar lanjutan layaknya posisi ibu rumah tangga mendapat tempat terhormat dan mulia. Berikut bait-bait puisi yang dimaksud:

Istriku Yang Tidak Bekerja
Suatu ketika
Siapa yang mengerik sagu?
Siapa merawat ternak itu?
Menjadi tumbuh dan menjual makanannya
Hingga keluarga bertahan
Siapa menimba air di sumur?
Merawat dan menyayang anak-anak itu?
Merawat yang sakit?
Yang pekerjaannya menghabiskan waktu
Yang bagi lelaki untuk minum kopi, merokok, berpolitik dengan temannya?
Siapa hatinya tercurah bagi anak-anak?
Yang perjuangannya
Tak terlihat
Tak terdengar
Tak dihargai
Tak terbantu
Membantu pembangunan?
Siapa peduli untuk bilang
Benarkah Istriku tidak bekerja?

Keterhormatan profesi ibu rumah tangga tentu tidak berhenti di titik itu. Keterhormatan itu akan semakin lengkap manakala seorang ibu rumah tangga mampu mewujudkan tiga struktur rumah tangga, seperti yang diungkapkan Syeikh Muhammad Al-Ghazali, yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah.

Menurut Al Ghazali, yang dimaksud sakinah adalah hendaknya seorang ibu rumah tangga harus berpuas hati dengan pasangannya, demikian juga sebaliknya. Mereka harus menanamkan kesetiaan dalam kehidupannya. Seorang ibu rumah tangga sepatutnya tahu kesenangan suami. Menyediakan segala keperluan yang disukainya terlebih dahulu, sebelum meminta sesuatu darinya. Sementara mawaddah, berarti seorang ibu rumah tangga harus berupaya menumbuhkan rasa suka dan duka bersama keluarganya. Dan rahmah, berarti seorang ibu rumah tangga harus senantiasa mendasarkan setiap perilaku dan aktivitasnya di dalam rumah kepada akhlak yang mulia, serta tahu bersyukur atas nikmat yang diperoleh.

Namun demikian, menjadi ibu rumah tangga yang mendapat kehormatan dan kemuliaan memerlukan kelayakan yang cukup.

Wanita yang berhati batu, tidak pandai menaati suami, sering menuntut hak dan mengada-adakan masalah, tetapi gagal menunaikan tanggungjawab, tidak layak mendapat tempat terhormat dan mulia itu. Apalagi ia tidak mampu mewujudkan kehormatan anak-anaknya yang bakal menyambung kehidupan rumah tangga dan mewujudkan peradaban mulia. Kini, dengan catatan daftar kehormatan ibu rumah tangga, masih adakah yang menyebut bahwa ibu rumah tangga sebagai profesi terhina?
Wallahua'lam. (Syam/MQ)***

mari saling mengingatkan
Mari saling berbagi kebaikan^-^

"Demi masa,sesungguhnya manusia dalam keaadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman&berbuat kebaikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk Kesabaran"
(Q.S Al-Ashr 1-3)
 

~✿ Aku Bangga Jadi Wanita ✿~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Aku bangga terlahir sebagai seorang wanita. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah meletakkan surga di bawah telapak kaki seorang ibu. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah menyematkan wanita sholehah sebagai perhiasan dunia yang terindah. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Rasul mengatakan seorang wanita sholehah lebih baik daripada 1000 lelaki yang sholeh.

Aku lalu bertanya, sesungguhnya apa yang membuatku bisa begitu mulia? Apakah ketika aku menjadi seorang wanita karir? Apakah ketika aku bisa merebut posisi laki-laki di ranah pekerjaan? Apakah ketika aku bisa menjadi pemimpin kaum lelaki? Apakah ketika aku bergelar sarjana, master dan doktor? Apakah ketika pesona tubuhku melenakan jutaaan pasang mata yang melihatnya? Apakah ketika aku merasa bisa berdiri sejajar dengan kaum lelaki di sektor publik?

Aku terlahir sebagai wanita yang kusadari memang ada yang berbeda. Aku memiliki kelembutan untuk menyayangimu. Aku memiliki kesabaran untuk menjadi sandaranmu. Aku memiliki ilmu untuk membantumu. Aku memiliki cinta untuk menjadikanmu nyaman dengan kehadiranku. Aku memiliki rasa hormat untuk membuatmu menjadi dihargai. Aku memiliki ketegasan untuk menjaga kehormatanku.

Wanita menjadi mulia saat ia bisa menjadi seorang istri yang bisa mendukung perjuangan suami, menjadi seorang ibu yang bisa mencetak generasi idaman umat, menjadi anggota masyarakat yang bisa berperan dalam lingkungannya, dan menjadi seorang hamba yang takut pada Rabbnya.

Wanita menjadi mulia saat tak silau oleh bujuk rayu dunia, tak luntur oleh terpaan badai ujian, tak goyah oleh kilauan permata, tak runtuh oleh ganasnya gelombang badai kehidupan, dan menjadi sosok yang tegar sekuat batu karang.

Wanita menjadi mulia bukan karena balutan busana seksinya. Ia menjadi mulia dengan hijabnya, hijab yang hanya akan dibuka pada orang yang layak untuknya. Karena Ia laksana mutiara di tengah lautan, yang tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya, bukan laksana mawar di pinggir jalan yang setiap orang bisa memetiknya bahkan membuangnya sesuka hatinya.

Wanita tak akan menurun kemuliannya saat tidak dianggap berkulit putih, bertubuh langsing, berambut lurus, berwajah cantik, dan berbarang merk mahal dan terkenal. Tapi dia akan menunjukkan diri dengan akhlak mulianya, kelembutan hatinya, kesantunan lisannya, ketulusan senyumnya, keteduhan pandangannya, kecerdasan fikir dan emosinya, serta keteguhan sikapnya.

Wanita tak lebih menurun kemuliannya ketika Ia hanya menjadi ibu rumah tangga. Bahkan itu adalah profesi paling mulia bagi seorang wanita, ummu warobatul bait, yang dimata para feminis dan pejuang gender tak ada nilainya. Bukankah kemuliaan tertinggi hanya di mata Allah? Dan menjadi ibu dan pengatur rumah tangga adalah multiprofesi tanpa gaji tapi berpahala tinggi. Di tangan seorang istrilah dukungan utama perjuangan suami, sandaran rasa lelah suami, tempat terindah keluh kesah suami, dan hiburan paling mujarab bagi suami.

Di tangan seorang ibu lah generasi dilahirkan, dipersiapkan, dididik dan diperhatikan. Dialah madrasah pertama dan utama, yang melahirkan calon-calon generasi andalan umat. Dialah manajer rumah tangga paling handal, direktur keuangan paling mumpuni dan partner paling hebat untuk keluarga, yang menjadikan rumahnya adalah baity jannati bagi siapa saja yang berada bersamanya.

Maka berbanggalah dengan peranmu wahai wanita, dan jadikanlah dirimu sebenar-benar perhiasan dunia.



Lembut mu tak berarti kau mudah dijual beli
Kau mampu menyaingi lelaki dalam berbakti
Lembut bukan hiasan bukan jua kebanggaan
Tapi kau sayap kiri pada suami yang sejati

Disebalik bersih wajah mu disebalik tabir diri mu
Ada rahasia agung tersembunyi dalam diri
Itulah sekeping hati yang takut pada ilahi
Berpegang pada janji mengabdikan diri

Malu mu mahkota yang tidak perlukan singgasana
Tapi ia berkuasa menjaga diri dan nama
Tiada siapa yang akan boleh merampasnya
Melainkan kau sendiri yang ikhlas dan terikat ikatan suci

Ketegasan mu umpama benteng negara dan agama
Dari dirobohkan dan jua dari dibinasakannya
Wahai puteriku sayang kau bunga terpelihara
Mahligai syurga itulah tempatnya



Saat aku bangun pagi dan menyiapkan segala kebutuhannya, maka Allah telah menyediakan pahala. Ketika aku mengancingkan bajunya dan menyisir rambutnya, maka Allah juga menyediakan pahala.

Saat kucuci dan kusetrika baju-bajunya, maka setiap gerak jariku bernilai pahala. Saat kusiapkan santap siang dan malamnya, maka setiap butir nasinya adalah pahala.

Saat aku berdandan dan tersenyum dengan kepulangannya, maka tak luput dari pahala. Saat kuseka peluhnya dan kusiapkan segelas teh hangat untuknya, maka setiap usapan dan tegukannya adalah pahala.

Bahkan saat kami saling menggenggam jemaripun, Allah meruntuhkan dosa-dosa kami, dan menjanjikan pahala ketika malam-malam menyelimuti kehangatan kami berdua, dalam bilik kerinduan menuju barokahNya…

Dan kini kami berlomba untuk meraih jannahNya..
Amin ya Rabb…
NB dari Nisa : Bangga jadi wanita...? Muliakanlah diri sndiri sebagaimana cara Islam memuliakanmu, wahai saudariku tercinta. . .

Senyum (✿◠‿◠)
Mutiara Hati

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

~✿ Wanita itu Makhluk Terindah ✿~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Sejak dulu wanita diciptakan sebagai makhluk yg begitu mempesona, begitu sempurna, begitu menawan, dan begitu indah.

Sahabatku..
Tak ada yg menyangkal bahwa kalian wanita adalah sangat indah.
Cobalah tengok cermin..
Betapa sempurna Allah menciptakanmu.
Betapa indah alis yg berbaris diatas mata.
Betapa lentiknya bulu matamu.
Subhanallah.. betapa mempesonanya wanita.

Sahabatku..
Sesungguhnya Allah memberikanmu dua keindahan. keindahan batin dan keindahan lahir.
Keindahan batin akan memancar melalui kesucian diri, ilmu, dan akal pikiran.
Kecantikan batin inilah yg akan menghiasi rupa lahirmu.
Kecantikan batin inilah yg membuatmu indah, mulia, dan penuh kharisma.
Semakin tertanam sifat-sifat itu dalam ruhmu, semakin indahlah dirimu.
Siapapun yg melihatmu, tentu akan merasa kagum, kamu akan semakin dicintai.

Sahabatku..
Keindahan batin adalah nikmat Allah yg paling berharga.
Keindahan lahir juga merupakan nikmat Allah.
Keindahan lahir terletak pada tersembunyinya bukan pada terbukanya.
Dan.. jika kau mensyukurinya
Jika kau bertaqwa
Jika kau menjaganya
Maka semakin menambah keindahannya.

Sahabatku..
Wanita adalah sekolah terbaik bagi pendidikan generasi muslim.
Wanita adalah manusia terbaik yg melahirkan generasi Islam.
Wanita adalah manusia terbaik yg menjadi sumber makna pengorbanan.
Maka, lepaskanlah dirimu dari taklid buta terhadap yg lain.
Bebaskanlah dirimu dari nafsu yg menghimpit.
Bebaskan dirimu dari ketundukan dan kepasrahan selain Allah.
Bebaskan dirimu dari ketakutan selain Allah.

Sahabatku..
Itulah yg dinamakan wanita terindah.
Wanita tercantik nan jelita.

Duhai saudariku..
Tidakkah engkau ingin menjadi wanita terindah?

Senyum (✿◠‿◠)
Mutiara Hati

yang ingin copas, jangan lupa cantumkan sumbernya yaa ^^,

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

♥♥ ✿✿   ukhti devi   ✿✿♥♥

Ketika Aku Jatuh Cinta



Cinta menyuruhku mengutarakan isi hatiku padanya..
Cinta berkata.. "Ungkapkan padanya..Jika tidak, kau akan kehilangannya.. Tidakkah engkau berfikir jika dia memiliki rasa yang sama, engkau akan bahagia jika melewatkan hari-harimu bersamanya???

Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyiksa hatiku dengan selalu merindukannya..
Mimpi dan terjaga selalu ada bayangnya..
angan dan harapku selalu ada namanya..


Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
mengukir kisah kasih sebagai ungkapan rasa yang hadir di dada..
Tidak perduli apa kata dunia..
Tidak perduli pada siaa-siapa,karena dunia bagai milik berdua..

Namun, aku punya agama..
Aku punya Tuhan..
Allah membuat aturan..
Allah adalah Tuhanku ,jadi cinta itu bukan Tuhan..
Kenapa aku harus menuruti semua kehendak cinta???

Ketika Cinta menyuruhku mengungkapakannya sekarang,Allah menyuruhku menghalalkan dengan pernikahan sebagai konsekuensi dari pilihanku tersebut, sudah mampukah aku menanggung konsekuensi dari keputusanku mengungkapkan rasaku dengan menikah dengannya??? Jika jawabanku BELUM, bukankah Rasulullah S.A.W bersabda: ” Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu, maka menikahlah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa belum mampu maka berpuasalah, sebab ia akan dapat mengendalikanmu “

Rasulullah menyuruhku berpuasa bukan menjalin ikatan mesra.(Pacaran,red)

Ketika cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
Allah menyuruhku menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, Rasulullah menyuruhku menghindari Khalwat,Ikhtilat dan Sentuhan dengan lelaki ajnabi. Allah menyuruhku menjauhi zina, lalu haruskah aku menuruti kehendak cinta sedangkan Allah dan Rasulullah menyuruhku menjauhinya???

Ketika cinta menyuruhku mengukir kisah kasih untuk menjaga berseminya cinta di dada agar tidak kehilangannya, bukankah jodoh adalah Allah yang mengaturnya??? tak kan pernah tertukar atau kehabisan stok??? Lalu, kenapa aku harus menumpuk dosa yang sudah banyak itu menjadi semakin banyak hanya karena takut kehilangannya?? hanya karena nafsu dan egoku yang ingin memilikinya???

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Al- Baqarah:216.

Cinta.. Cinta.. Benarkah yang menyuruh kita bertindak tergesa-gesa adalah Cinta??
Benarkah yang menyuruh kita melanggar semua Larangan-Nya adalah Cinta???
Ahh..Kawan, terkadang kta tidak mampu membedakan mana bisikkan Cinta dan mana Bisikkna Nafsu.

Ingatlah kawan.. carilah jodoh sesuai petunjuk Rasulullah..

"Takdir mempunyai beberapa bagian, pertama ialah takdir di dalam ilmu Allah yang azali. artinya Allah telah mengetahui segala-galanya sebelum ia benar-benar terjadi. Takdir di dalam bentuk ini tidak bisa dan tidak mungkin berubah secara mutlak. Jika ia berubah berarti ia telah merubah kesempurnaan Allah ciptakan, seperti merubah bentuk anggota tubuh kita dengan operasi plastk,dan hal ini adalah jelas tidak di benarkan di sisi Allah. Allah berfirman: “Keputusan di sisiKu tidak akan berubah dan Aku sekali-kali tidak menzalimi hamba-hambaKu.” (Surah Qaaf ayat 29)

Takdir ini dikenali sebagai qada mubram atau ‘takdir yang pasti’ dan mengingkarinya akan menyebabkan seseorang menjadi kafir menurut penjelasan ulama. Takdir yang kedua ialah takdir yang tertulis di Lauh Mahfuz dan ia dikenali juga sebagai takdir mu’allaq. Mengikut K.H. Sirajuddin Abbas di dalam buku 40 Masalah Agama, takdir ini bisa berubah dari masa ke semasa, sebagai contoh, jika seseorang telah ditakdirkan hidup hingga ke usia 60 tahun, dan beliau sering menghubungkan tali persaudaraan dengan manusia, Allah mungkin menambah umurnya melebihi 60 tahun. Atau jika seseorang telah ditulis berjodoh dengan seseorang yang buruk agamanya,namun dia berusaha memperbaiki diri dan berdo'a memperoleh jodoh yang baik, jodohnya masih bisa berubah dari do'a dan usahanya:
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab.” (Surah Ar-Ra’d ayat 39)

Dalam masalah mencari jodoh, nabi sendiri menyuruh kita memilih pasangan yang benar. Oleh kerananya kita disuruh berusaha mencari jodoh berdasarkan landasan agama dan mintalah petunjuk Allah tentangnya. Allah tidak pernah mendzalimi manusia kita sendirilah yang mendzalimi diri kita sendiri."


Imam Baijuri di dalam kitab Tuhfatul Murid Syarh Jauharatut Tauhid berkata: “Lauh Mahfuz, mengikut pendapat yang hak, menerima penghapusan dan penetapan.”

Di antara perkara yang boleh mengubah ketetapan di Lauh Mahfuz ialah doa dan amalan yang baik, berdasarkan sabda Nabi s.a.w : “Tiada yang boleh menolak takdir selain doa dan tiada yang boleh memanjangkan umur kecuali perbuatan yang baik.” (H.R Tirmidzi)

Sayyidina Umar Al-Khattab ra pada suatu ketika, telah melafazkan doa-doa ini ketika bertawaf: “Ya Allah, jika Engkau telah mentakdirkan aku tergolong di dalam golongan orang-orang yang bahagia, tetaplah aku di dalam keadaan aku.

Sebaliknya jika Engkau telah tetapkan aku di dalam golongan orang-orang yang celaka dan berdosa, hapuskanlah takdir itu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang mendapat kebahagiaan dan keampunan.”


Wallahu'alam.