Kamis, 29 Desember 2011

~# MAKNA WANITA DICIPTAKAN DARI TULANG RUSUK#~

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri) *1 , karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk…” Dalam satu riwayat: “Wanita itu seperti tulang rusuk….” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Apakah memang wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki ataukah hanya penyerupaan sebagaimana ditunjukkan dalam hadits yang kedua?
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta` yang saat itu diketuai Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullahu menjawab, “Zahir hadits menunjukkan bahwa wanita –dan yang dimaukan di sini adalah Hawa – diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini tidaklah menyelisihi hadits lain yang menyebutkan penyerupaan wanita dengan tulang rusuk.
Bahkan diperoleh faedah dari hadits yang ada bahwa wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk karena memang ia berasal dari tulang rusuk. Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka tidak bisa disangkal kebengkokannya. Apabila seorang suami ingin meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan tidak ada kebengkokan padanya niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Ini berarti ‘memecahkan’ nya.
Dalam riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.”
Namun bila si suami bersabar dengan keadaan si istri yang buruk, kelemahan akalnya dan semisalnya dari kebengkokan yang ada padanya niscaya akan langgenglah kebersamaan dan terus berlanjut pergaulan keduanya. Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di antaranya Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka semua.
Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam tidaklah benar.” (Fatwa no. 20053, kitab Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`, 17/10)

Penulis: Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta`
Catatan Kaki :

1 Al-Qadhi rahimahullahu berkata: “Al-Istisha` adalah menerima wasiat, maka makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini adalah aku wasiatkan kalian untuk berbuat kebaikan terhadap para istri maka terimalah wasiatku ini.” (Tuhfatul Ahwadzi)


SEKILAS INFO:……..karna ini penting sobat……..agar kita tidak salah^-^ dalam penulisan dan pengertiannya yaaaa………..

Kesalahan penulisanAamiin Yang seringTerjadi Dalam Bahasa Arab,ada empat
perbedaan kata:

“AMIN” yaitu :
1. ”AMIN” (aliF dan mim sama-sama pendek) artinya AMAN, TENTRAM
2.“AAMIN” (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3.”AMIIN” (alif pendek& mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA
4.“AAMIIN” (alif & mimsama-samapanjang), ,KABULKANLAN DOA KAMI

Terus Bagaimana dengan pengucapan/
Penulisan“Amien“ ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini(Amien) dihindari,karena ucapan“Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala(Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari MesirKuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra).
Dan di-klaim sebagai DAJJAL

HINDARI PENULISAN.....ASS, ASSKUM, MOHD,MOSQUE,4JJI,MECCA !!
Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...''Ass,Askum ('dalam ucapan salam)
# ''Mohd'' untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
#''Mosque'' untuk panggilan sebuahmasjid.
# '4JJI'' untuk panggilan Allah SWT.
#“'Mecca'' untuk sebutan Mekah.
Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...^-^
Karena arti dari kata tersebut adalah Bismillah..
Jika kita seorang Muslim atau Muslimah,alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

*janganlah bilang Mosque tapi Masjid,karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.
*jangan menulis MECCA tapi MEKAH,karena MECCA adalah rumah anggur/bir.
*jangan menulis MOhd tapi Muhammad,karena Mohd,. Adalah anjing bermulut besar.
*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih.
*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi “Assalamu ‘alaikum”(karena salam adalah doa,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena
Ass artinya pantat mu,
dan Askum artinya celakalah kamu.

Untuk jelasnya:

Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pembacaannya adalah “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”
Makna kalimat salam tersebut di antaranya adalah, “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”

Ucapan salam di atas adalah bentuk salam yang paling sempurna, adapun bentuk pengucapan lain bisa dengan mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

“Assalamu ‘alaikum warahmatullah”

Atau,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

“Assalamu ‘alaikum”


INGAT !!!
ASS = PANTATMU
ASKUM = CELAKALAH KAMU
Maka sampaikanlah salam karena itu DOA, minimal “Assalamu ‘alaikum”



Semoga Bermanfaat ya Sobat........

mari saling mengingatkan
Mari saling berbagi kebaikan^-^

"Demi masa,sesungguhnya manusia dalam keaadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman&berbuat kebaikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk Kesabaran"
(Q.S Al-Ashr 1-3)

~# S2 Atau NIKAH???? #~

Ketika sedang asyik-asyiknya berselancar dalam tulisan tiba-tiba nada ringtone tanda sms masuk berbunyi...

“Teh, menurut teteh perempuan lanjut S2 gimana? Ada yang bilang, kuliah terus kapan nikahnya?”

Saya tersenyum. Sejenak berhenti melanjutkan jemari ini untuk menekan huruf-huruf yang tertera di keyboard sambil mengalihkan jemari ke handphone untuk membalas sms Echa tadi, “Haha... kenapa dipusingin? Berapa banyak perempuan S2 juga nikah. Ada yang sambil, ada yang sebelum dan ada yang sesudah S2. Semua it's ok aja...”

Tak lama kemudian, sms balasan dari Echa kembali saya terima, “Iya juga ya teh, hehe... Mohon doanya ya Teh insyaAllah tanggal 8 Mei aku ujian masuk S2 kenotariatan di UNDIP. Sekarang gak mau ambil pusing. Makasih Teteh...”, diakhiri wajah senyum, Echa menyudahi pertanyaannya melalui sms, namun saya kembali membalas sms nya...

“Menjadi muslimah yang berdaya dan smart adalah HARUS! Dan menjadi muslimah yang manfaat dan taat pada suami dan bakti bagi keluarga adalah WAJIB! Sukses.”

Perbincangan kami berakhir.

Perbincangan singkat saya melalui sms dengan Echa, menarik diri saya untuk sedikit mengulas stigma yang sudah mengakar di masyarakat tentang perempuan “Ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya ke dapur juga."

Kadang lucu mendengar hal atau stigma semacam ini. Padahal jelas-jelas dari berbagai sumber terutama sumber Islami banyak yang mengatakan, adalah suatu kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim, tidak pandang gender! mau lelaki ataupun perempuan.

Salah satu hadis shahih yang terdapat dalam kitab Sunan Ibnu Majah, “Tholabul ‘ilmi faridhotun a’la kulli Muslimin”-- menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim (laki-laki ataupun perempuan).

Tidak hanya hadis ini, dalam Al-Qur’an pun di katakan “Yarfaillahuladzi na’amanu minkum walladzi na’utu ilma darajat...” (QS : Al-Mujadillah 11) yang artinya, "Bahwa sesungguhnya Allah Swt. akan mengangkat orang-orang yang berilmu dengan beberapa derajat. Belum lagi surah Al-Alaq yang memerintahkan kepada semua umat untuk “Iqra”-- bacalah!.

Penjelasan ayat tersebut bukan hanya sekedar "baca" yang diartikan secara harfiah saja, namun lebih daripada itu adalah bahwa sesungguhnya setiap manusia dimuka bumi wajib untuk belajar memahami segala hal di sekelilingnya. Intinya, disuruh belajar juga bukan?

Sudah banyak literatur perintah yang menegaskan bahwa belajar itu merupakan hukum wajib bagi siapa pun tanpa terkecuali. Bagi perempuan menuntut ilmu adalah bagian yang juga tak kalah penting. Saya agak kurang setuju jika tugas wanita hanya mengurus rumah tangga saja, tak usah belajar tinggi-tinggi. Bisa dibayangkan jika seorang perempuan tidak cerdas dan pandai, bagaimana generasi yang dilahirkannnya kelak?

Perempuan yang cerdas dan pandai akan lebih banyak membawa manfaat, tidak hanya bagi keluarganya namun juga bagi umat (sekitarnya).

Contoh kecil saja, jika perempuan hanya terkungkung pada stigma-stigma yang tidak memberdayakan, bagaimana kelak jika ia menikah dan mempunyai seorang anak, kemudian ia tidak tahu bagaimana mendidik anaknya sesuai dengan zamannya?

Bagaimana menyampaikan hal yang positif bagi anaknya? Belum lagi bagaimana pula jika sang suami tiba-tiba di PHK, meninggal atau terkena musibah lain yang membuat suami jadi tidak bias produktif kembali?.

Jika perempuan tidak cerdas dan pandai maka sudah dapat di bayangkan akan seperti apa keadaan keluarganya. Namun jika si perempuan adalah seorang yang cerdas dan pandai, maka insyaAllah ia akan menjadi pelengkap yang luar biasa bagi anak dan suami nya kelak, bahkan dalam kondisi tidak baik sekalipun.

Saya cukup mengerti, mungkin saja stigma lain yang juga berkembang di masyarakat adalah, jika perempuan cerdas dan pintar akan careless terhadap rumah tangga dan keluarganya.

Nah, inilah tantangan bagi para perempuan, terutama muslimah, untuk bagaimana tetap bisa mempertanggung jawabkan kodratnya. Tidak ada larangan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin dan merengkuh cita-cita bahkan impian sekalipun, namun yang perlu diingat adalah tanggung jawab terhadap keluarga dan rumah tangga kelak jangan sampai terabaikan.

Contoh yang luar biasa adalah sosok seorang Khadijah dan juga Aisyah. Dua orang wanita yang pintarnya luar biasa. Khadijah seorang entrepreneur wanita yang sangat sukses, namun tetap menyadari kodratnya sebagai seorang istri Muhammad dan juga ibu bagi anak-anaknya.

Tidak kalah dengan Khadijah, sosok Aisyah, yang dikatakan dalam salah satu buku "Ensiklopedi Leadership & Manajemen Muhammad SAW : Edisi Membina Keluarga Harmonis ala Rasulullah" bahwa kepintaran Aisyah sangat luar biasa. Bahkan ada salah satu hadis mengatakan bahwa kepintaran Aisyah di ibaratkan dengan gabungan kepintaran seluruh wanita di dunia.

Bisa dibayangkan betapa pintarnya sosok Aisyah. Namun disisi lain betapapun pintarnya Aisyah, ia tahu betul bagaimana kodratnya sebagai istri.

Kalau soal jika nanti sekolah tinggi (S2) lalu kapan menikahnya, itu bukanlah hal yang harus di perdebatkan terlebih di persoalkan. Menikah bisa dilakukan sebelum melanjutkan studi, sambil atau bahkan sesudah. Itu adalah pilihan.

Yang terpenting adalah, dan mesti ditekankan bahwa segala sesuatu di barengi dengan konsekuensi. Ya, jika memilih lanjut kuliah dulu, bisa saja. Toh bisa di barengi pula, siapa tahu sambil kuliah bisa sambil dapet jodoh, ya kan? Atau juga bisa sambil kuliah terus menikah, itu juga pilihan.

Jelasnya, keduanya bisa dijalankan beriringan atau satu-satu dulu, semua itu pilihan. Niat yang nggak boleh adalah menunda-nunda untuk menikah, itu yang sangat tidak disarankan.

Jadi bagi para perempuan (muslimah) tidak usah ragu dan khawatir lagi, dengan pilihan-pilihan apakah S2 atau nikah. Ingat, menuntut ilmu itu wajib! meski tidak harus dilakukan dalam lingkungan formal. S2 atau menikah, keduanya bisa dilakukan sejalan beriringan ataupun satu-satu diselesaikan, semua bukan masalah.

Hanya kadang hal ini menjadi masalah menurut keluarga kita atau bahkan sekeliling kita. Namun begitu kita yang menentukan hidup kita mau dibawa kemana bukan? So, pilihlah segalanya yang terbaik menurut Anda dan sadarilah segalanya sudah satu paket dengan segala konsekuensinya. Be responsible!

Dan ingat, setinggi apapun ilmu Anda duhai para perempuan, Anda tetaplah seorang makmum bagi suami anda, jadi tetaplah menjadi istri dan ibu yang bijak, baik serta pelengkap yang menyempurnakan bagi suami dan anak-anak Anda kelak.
(Riri Artakusuma)

~# ADAB WANITA SHALIHAH DALAM MELAYANI SUAMI #~

Di antara perkara-perkara yang harus diperhatikan bagi seorang isteri terhadap suami adalah sebagai berikut:

1. Senantiasa menjaga kehormatan diri dan harta suami, jika sang suami tidak berada di dalam rumah.

2. Senantiasa menyenangkan suami dengan akhlak yang mulia dan kasih sayang terhadap anak-anak.

3.Senantiasa bersolek dan berdandan di depan suami, agar selalu menyenangkan bila dipandang. Ia juga harus memperindah & memperlembut suaranya jika sedang bersama suami.

4. Rela dengan pemberian suami seberapa pun nilainya. Ia tidak akan menuntut suaminya dengan tuntutan yang memberatkan dirinya atau tidak sanggup dipikulnya. Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah hamba dirham, celakalah hamba dinar, celakalah hamba perut. Bila diberi ia ridha dan bila tidak diberi ia tidak ridha. Celaka dan celaka….” (HR. Bukhari).

5. Setia kepada suami selama tidak dalam kemaksiatan.

6. Dapat meredam kemarahan suami, bersabar dengan ujian yang menimpa rumah tangga dan selalu bertawakkal kepada Allah atas setiap apa yang diusahakan.

7. Memiliki sifat zuhud terhadap dunia, tidak berambisi untuk menumpuk harta. Karena sikap ambisi kepada dunia dan harta kekayaan akan menyeret dia untuk melupakan dan meremehkan tugas dan kewajiban sebagai isteri.

8. Tidak akan membalas kejahatan dan kedzaliman suami dengan kejahatan yang serupa apalagi melebihi. Senantiasa bersabar dan tiada henti memberikan nasihat dengan cara yang ma’ruf dan penuh kasih sayang.
9. Pandai menciptakan suasana sejuk dan nyaman
di dalam rumah. Senantiasa berusaha menjadikan rumah sebagai lembah yang nyaman bagi peristirahatan suami. Sehingga sang suami merasakan suasana surga di dalam rumah. Sekalipun rumah tersebut tidak memiliki fasilitas dan perlengkapan rumah tangga yang mewah.

10. Mampu menjaga harta suami dan kehormatan dirinya pada saat suami tidak ada di sisinya. Tidak akan berkhianat terhadap apa yang telah diamanatkan suami, baik mengenai diri maupun anak-anaknya.

11. Senantiasa mendoakan kebaikan bagi anak dan suami
.
12. Senantiasa menghiasi diri dengan sikap malu dan tawaddhu’, jujur dan benar, tidak berkata dusta atau bersumpah palsu. Senantiasa memenuhi janji dan nazarnya, tidak pernah mengghibah atau mencela kekurangan suami, dan selalu memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahannya.

13. Seorang isteri shalihah senantiasa meminta maaf kepada suami, baik karena kesalahan yang remeh apalagi kesalahan yang besar. Karena sikap selalu meminta maaf akan menjadikan sang suami senantiasa senang terhadap penghormatan tersebut.

~# TITIK KEMUIAAN IBU RUMAH TANGGA ((Petikan HIkmah)) #~


SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu menyampaikan sebuah penyesalannya
----------

"Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu poros utama, dan ia adalah wanita yang menjadi ibu rumah tangga. Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga akan kering tanpa makna." (Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei)

SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu menyampaikan sebuah penyesalannya menjalani kehidupan di dunia ini. Salah satu kutipan dalam suratnya tersebut sebagai berikut:

".Waspadailah popularitas wahai wanita.Waspadailah setiap kegemerlapan yang menipumu. Saya adalah wanita termalang di muka bumi ini, sebab saya tidak bisa menjadi seorang ibu. Sesungguhnya wanita itu seharusnya menjadi penghuni rumah utama. Kehidupan berumah tangga dan berkeluarga secara mulia di atas segalanya. Sesungguhnya kebahagiaan wanita yang hakiki adalah dalam kehidupan rumah tangga yang mulia dan suci, bahkan kehidupan berumah tangga adalah simbol kebahagiaan wanita dan manusiawi."

Marilyn Monroe tak sendirian. Kini, banyak kaum perempuan barat mengikuti penyesalan Marilyn Monroe. Penyesalan ini lahir dari banyak hal yang telah mereka lakukan di luar fitrah mereka. Mereka menyesal atas kesibukannya di luar rumah. Karena kesibukan mereka di luar rumah, keluarga mereka menjadi rentan dihinggapi berbagai masalah.

Penyelewengan, perselingkuhan suami istri, adalah masalah dominan yang kerap mengunjungi mereka. Karenanya, kegoncangan kehidupan rumah tangga, penyelewengan pendidikan anak yang menyebabkan mereka terlantar dan sengsara menjadi pelengkap penyesalan mereka. Tentu, secara fitrah, tak ada seorang wanita (ibu) yang tak menangis hatinya saat melihat anak-anaknya memiliki moral yang rusak, bebas berzina, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain. Tapi, inilah yang terjadi di barat sana.

Kaum wanita yang hidup dalam liberalisme barat mulai menyadari bahwa persamaan, kesetaraan, dan kebebasan yang didengungkan banyak kaumnya di negeri mereka, sebetulnya telah merampas kebahagiaan dan fitrah mereka sendiri. Mahmud Mahdi Al Istambuli menyampaikan kabar kesadaran mereka itu sebagai berikut: "Mereka baru-baru ini mulai mengajukan persamaan dengan wanita Muslimah, sesudah mereka tahu apa tujuan di balik semboyan-semboyan dan slogan-slogan bohong itu. Wanita-wanita barat rindu mendapatkan kehidupan sebagaimana dialami wanita di negeri Islam. Mereka menuntut persamaan dengan kehidupan para Muslimah itu."

MONROE berharap menjadi seorang ibu yang baik. Bahkan, ia menyatakan sendiri bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita adalah ketika ia mampu menjadi ibu, yang berkiprah total dalam kehidupan rumah tangga dan keluarganya. Berkhidmat dan taat sepenuhnya kepada suami, melahirkan anak, mendidiknya, membesarkannya, menjadikan mereka generasi yang taat kepada orangtua, dan generasi penerus perjuangan yang akan mampu mewujudkan peradaban mulia.

Tentu, Monroe dan banyak kaum wanita yang kemudian menyadari kekeliruannya selama ini, melihat sebuah kemuliaan dalam status itu. Dan, secara tidak langsung, ia menyanggah bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita ada dalam gemerlapnya harta, tingginya kedudukan, pesatnya karier, dan lain-lain.

Sesungguhnya, yang Monroe lihat adalah sebuah kebenaran. Kebenaran yang selama ini diajarkan Islam. Ajaran yang menempatkan wanita, terutama ibu, dalam posisi yang sangat mulia.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Anda yang beraktivitas di luar rumah, baik Anda sebagai dokter, dosen di perguruan tinggi, atau profesi-profesi akademis lainnya yang pada tempatnya tentu relevan, tetap harus memberikan kiprahnya di dalam rumah. Masalah keibuan, status sebagai istri, rumah dan rumah tangga, semuanya merupakan hal amat fundamental dan vital. Anda bukanlah wanita yang sempurna jika Anda tidak menangani urusan di dalam rumah. Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu poros utama, dan itu ialah wanita yang menjadi ibu rumah tangga. Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga akan kering tanpa makna."

Dr. Mien Uno, salah seorang tokoh perempuan negeri ini mengungkapkan hal senada. "Saya menganggap bahwa ibu rumah tangga adalah karir yang sangat terhormat. Akan tetapi, banyak masyarakat kita yang berpendapat bahwa status ibu rumah tangga bukanlah karir karena tidak bergerak dalam lingkup publik. Saya tidak mengerti yang dimaksudkan dengan lingkup publik. Bagaimanapun, menurut pendapat saya, justru ibu rumah tangga adalah posisi yang sangat terhormat karena dia melingkupi faktor-faktor sosial dengan keluarga, dengan masyarakat. Dia peletak dasar agama, kemudian sebagai seorang pendidik yang baik. Karenanya, dia berkarir sebagai ibu rumah tangga."

Sebuah puisi dari Chages, Challenges and Choices: Women in Develompent in Papua New Guinea, mungkin menjadi daftar lanjutan layaknya posisi ibu rumah tangga mendapat tempat terhormat dan mulia. Berikut bait-bait puisi yang dimaksud:

Istriku Yang Tidak Bekerja
Suatu ketika
Siapa yang mengerik sagu?
Siapa merawat ternak itu?
Menjadi tumbuh dan menjual makanannya
Hingga keluarga bertahan
Siapa menimba air di sumur?
Merawat dan menyayang anak-anak itu?
Merawat yang sakit?
Yang pekerjaannya menghabiskan waktu
Yang bagi lelaki untuk minum kopi, merokok, berpolitik dengan temannya?
Siapa hatinya tercurah bagi anak-anak?
Yang perjuangannya
Tak terlihat
Tak terdengar
Tak dihargai
Tak terbantu
Membantu pembangunan?
Siapa peduli untuk bilang
Benarkah Istriku tidak bekerja?

Keterhormatan profesi ibu rumah tangga tentu tidak berhenti di titik itu. Keterhormatan itu akan semakin lengkap manakala seorang ibu rumah tangga mampu mewujudkan tiga struktur rumah tangga, seperti yang diungkapkan Syeikh Muhammad Al-Ghazali, yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah.

Menurut Al Ghazali, yang dimaksud sakinah adalah hendaknya seorang ibu rumah tangga harus berpuas hati dengan pasangannya, demikian juga sebaliknya. Mereka harus menanamkan kesetiaan dalam kehidupannya. Seorang ibu rumah tangga sepatutnya tahu kesenangan suami. Menyediakan segala keperluan yang disukainya terlebih dahulu, sebelum meminta sesuatu darinya. Sementara mawaddah, berarti seorang ibu rumah tangga harus berupaya menumbuhkan rasa suka dan duka bersama keluarganya. Dan rahmah, berarti seorang ibu rumah tangga harus senantiasa mendasarkan setiap perilaku dan aktivitasnya di dalam rumah kepada akhlak yang mulia, serta tahu bersyukur atas nikmat yang diperoleh.

Namun demikian, menjadi ibu rumah tangga yang mendapat kehormatan dan kemuliaan memerlukan kelayakan yang cukup.

Wanita yang berhati batu, tidak pandai menaati suami, sering menuntut hak dan mengada-adakan masalah, tetapi gagal menunaikan tanggungjawab, tidak layak mendapat tempat terhormat dan mulia itu. Apalagi ia tidak mampu mewujudkan kehormatan anak-anaknya yang bakal menyambung kehidupan rumah tangga dan mewujudkan peradaban mulia. Kini, dengan catatan daftar kehormatan ibu rumah tangga, masih adakah yang menyebut bahwa ibu rumah tangga sebagai profesi terhina?
Wallahua'lam. (Syam/MQ)***

mari saling mengingatkan
Mari saling berbagi kebaikan^-^

"Demi masa,sesungguhnya manusia dalam keaadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman&berbuat kebaikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk Kesabaran"
(Q.S Al-Ashr 1-3)
 

~✿ Aku Bangga Jadi Wanita ✿~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Aku bangga terlahir sebagai seorang wanita. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah meletakkan surga di bawah telapak kaki seorang ibu. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah menyematkan wanita sholehah sebagai perhiasan dunia yang terindah. Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Rasul mengatakan seorang wanita sholehah lebih baik daripada 1000 lelaki yang sholeh.

Aku lalu bertanya, sesungguhnya apa yang membuatku bisa begitu mulia? Apakah ketika aku menjadi seorang wanita karir? Apakah ketika aku bisa merebut posisi laki-laki di ranah pekerjaan? Apakah ketika aku bisa menjadi pemimpin kaum lelaki? Apakah ketika aku bergelar sarjana, master dan doktor? Apakah ketika pesona tubuhku melenakan jutaaan pasang mata yang melihatnya? Apakah ketika aku merasa bisa berdiri sejajar dengan kaum lelaki di sektor publik?

Aku terlahir sebagai wanita yang kusadari memang ada yang berbeda. Aku memiliki kelembutan untuk menyayangimu. Aku memiliki kesabaran untuk menjadi sandaranmu. Aku memiliki ilmu untuk membantumu. Aku memiliki cinta untuk menjadikanmu nyaman dengan kehadiranku. Aku memiliki rasa hormat untuk membuatmu menjadi dihargai. Aku memiliki ketegasan untuk menjaga kehormatanku.

Wanita menjadi mulia saat ia bisa menjadi seorang istri yang bisa mendukung perjuangan suami, menjadi seorang ibu yang bisa mencetak generasi idaman umat, menjadi anggota masyarakat yang bisa berperan dalam lingkungannya, dan menjadi seorang hamba yang takut pada Rabbnya.

Wanita menjadi mulia saat tak silau oleh bujuk rayu dunia, tak luntur oleh terpaan badai ujian, tak goyah oleh kilauan permata, tak runtuh oleh ganasnya gelombang badai kehidupan, dan menjadi sosok yang tegar sekuat batu karang.

Wanita menjadi mulia bukan karena balutan busana seksinya. Ia menjadi mulia dengan hijabnya, hijab yang hanya akan dibuka pada orang yang layak untuknya. Karena Ia laksana mutiara di tengah lautan, yang tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya, bukan laksana mawar di pinggir jalan yang setiap orang bisa memetiknya bahkan membuangnya sesuka hatinya.

Wanita tak akan menurun kemuliannya saat tidak dianggap berkulit putih, bertubuh langsing, berambut lurus, berwajah cantik, dan berbarang merk mahal dan terkenal. Tapi dia akan menunjukkan diri dengan akhlak mulianya, kelembutan hatinya, kesantunan lisannya, ketulusan senyumnya, keteduhan pandangannya, kecerdasan fikir dan emosinya, serta keteguhan sikapnya.

Wanita tak lebih menurun kemuliannya ketika Ia hanya menjadi ibu rumah tangga. Bahkan itu adalah profesi paling mulia bagi seorang wanita, ummu warobatul bait, yang dimata para feminis dan pejuang gender tak ada nilainya. Bukankah kemuliaan tertinggi hanya di mata Allah? Dan menjadi ibu dan pengatur rumah tangga adalah multiprofesi tanpa gaji tapi berpahala tinggi. Di tangan seorang istrilah dukungan utama perjuangan suami, sandaran rasa lelah suami, tempat terindah keluh kesah suami, dan hiburan paling mujarab bagi suami.

Di tangan seorang ibu lah generasi dilahirkan, dipersiapkan, dididik dan diperhatikan. Dialah madrasah pertama dan utama, yang melahirkan calon-calon generasi andalan umat. Dialah manajer rumah tangga paling handal, direktur keuangan paling mumpuni dan partner paling hebat untuk keluarga, yang menjadikan rumahnya adalah baity jannati bagi siapa saja yang berada bersamanya.

Maka berbanggalah dengan peranmu wahai wanita, dan jadikanlah dirimu sebenar-benar perhiasan dunia.



Lembut mu tak berarti kau mudah dijual beli
Kau mampu menyaingi lelaki dalam berbakti
Lembut bukan hiasan bukan jua kebanggaan
Tapi kau sayap kiri pada suami yang sejati

Disebalik bersih wajah mu disebalik tabir diri mu
Ada rahasia agung tersembunyi dalam diri
Itulah sekeping hati yang takut pada ilahi
Berpegang pada janji mengabdikan diri

Malu mu mahkota yang tidak perlukan singgasana
Tapi ia berkuasa menjaga diri dan nama
Tiada siapa yang akan boleh merampasnya
Melainkan kau sendiri yang ikhlas dan terikat ikatan suci

Ketegasan mu umpama benteng negara dan agama
Dari dirobohkan dan jua dari dibinasakannya
Wahai puteriku sayang kau bunga terpelihara
Mahligai syurga itulah tempatnya



Saat aku bangun pagi dan menyiapkan segala kebutuhannya, maka Allah telah menyediakan pahala. Ketika aku mengancingkan bajunya dan menyisir rambutnya, maka Allah juga menyediakan pahala.

Saat kucuci dan kusetrika baju-bajunya, maka setiap gerak jariku bernilai pahala. Saat kusiapkan santap siang dan malamnya, maka setiap butir nasinya adalah pahala.

Saat aku berdandan dan tersenyum dengan kepulangannya, maka tak luput dari pahala. Saat kuseka peluhnya dan kusiapkan segelas teh hangat untuknya, maka setiap usapan dan tegukannya adalah pahala.

Bahkan saat kami saling menggenggam jemaripun, Allah meruntuhkan dosa-dosa kami, dan menjanjikan pahala ketika malam-malam menyelimuti kehangatan kami berdua, dalam bilik kerinduan menuju barokahNya…

Dan kini kami berlomba untuk meraih jannahNya..
Amin ya Rabb…
NB dari Nisa : Bangga jadi wanita...? Muliakanlah diri sndiri sebagaimana cara Islam memuliakanmu, wahai saudariku tercinta. . .

Senyum (✿◠‿◠)
Mutiara Hati

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

~✿ Wanita itu Makhluk Terindah ✿~

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Sejak dulu wanita diciptakan sebagai makhluk yg begitu mempesona, begitu sempurna, begitu menawan, dan begitu indah.

Sahabatku..
Tak ada yg menyangkal bahwa kalian wanita adalah sangat indah.
Cobalah tengok cermin..
Betapa sempurna Allah menciptakanmu.
Betapa indah alis yg berbaris diatas mata.
Betapa lentiknya bulu matamu.
Subhanallah.. betapa mempesonanya wanita.

Sahabatku..
Sesungguhnya Allah memberikanmu dua keindahan. keindahan batin dan keindahan lahir.
Keindahan batin akan memancar melalui kesucian diri, ilmu, dan akal pikiran.
Kecantikan batin inilah yg akan menghiasi rupa lahirmu.
Kecantikan batin inilah yg membuatmu indah, mulia, dan penuh kharisma.
Semakin tertanam sifat-sifat itu dalam ruhmu, semakin indahlah dirimu.
Siapapun yg melihatmu, tentu akan merasa kagum, kamu akan semakin dicintai.

Sahabatku..
Keindahan batin adalah nikmat Allah yg paling berharga.
Keindahan lahir juga merupakan nikmat Allah.
Keindahan lahir terletak pada tersembunyinya bukan pada terbukanya.
Dan.. jika kau mensyukurinya
Jika kau bertaqwa
Jika kau menjaganya
Maka semakin menambah keindahannya.

Sahabatku..
Wanita adalah sekolah terbaik bagi pendidikan generasi muslim.
Wanita adalah manusia terbaik yg melahirkan generasi Islam.
Wanita adalah manusia terbaik yg menjadi sumber makna pengorbanan.
Maka, lepaskanlah dirimu dari taklid buta terhadap yg lain.
Bebaskanlah dirimu dari nafsu yg menghimpit.
Bebaskan dirimu dari ketundukan dan kepasrahan selain Allah.
Bebaskan dirimu dari ketakutan selain Allah.

Sahabatku..
Itulah yg dinamakan wanita terindah.
Wanita tercantik nan jelita.

Duhai saudariku..
Tidakkah engkau ingin menjadi wanita terindah?

Senyum (✿◠‿◠)
Mutiara Hati

yang ingin copas, jangan lupa cantumkan sumbernya yaa ^^,

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

♥♥ ✿✿   ukhti devi   ✿✿♥♥

Ketika Aku Jatuh Cinta



Cinta menyuruhku mengutarakan isi hatiku padanya..
Cinta berkata.. "Ungkapkan padanya..Jika tidak, kau akan kehilangannya.. Tidakkah engkau berfikir jika dia memiliki rasa yang sama, engkau akan bahagia jika melewatkan hari-harimu bersamanya???

Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyiksa hatiku dengan selalu merindukannya..
Mimpi dan terjaga selalu ada bayangnya..
angan dan harapku selalu ada namanya..


Ketika aku jatuh cinta..
Cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
mengukir kisah kasih sebagai ungkapan rasa yang hadir di dada..
Tidak perduli apa kata dunia..
Tidak perduli pada siaa-siapa,karena dunia bagai milik berdua..

Namun, aku punya agama..
Aku punya Tuhan..
Allah membuat aturan..
Allah adalah Tuhanku ,jadi cinta itu bukan Tuhan..
Kenapa aku harus menuruti semua kehendak cinta???

Ketika Cinta menyuruhku mengungkapakannya sekarang,Allah menyuruhku menghalalkan dengan pernikahan sebagai konsekuensi dari pilihanku tersebut, sudah mampukah aku menanggung konsekuensi dari keputusanku mengungkapkan rasaku dengan menikah dengannya??? Jika jawabanku BELUM, bukankah Rasulullah S.A.W bersabda: ” Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu, maka menikahlah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa belum mampu maka berpuasalah, sebab ia akan dapat mengendalikanmu “

Rasulullah menyuruhku berpuasa bukan menjalin ikatan mesra.(Pacaran,red)

Ketika cinta menyuruhku menjalin asmara dengannya..
Allah menyuruhku menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, Rasulullah menyuruhku menghindari Khalwat,Ikhtilat dan Sentuhan dengan lelaki ajnabi. Allah menyuruhku menjauhi zina, lalu haruskah aku menuruti kehendak cinta sedangkan Allah dan Rasulullah menyuruhku menjauhinya???

Ketika cinta menyuruhku mengukir kisah kasih untuk menjaga berseminya cinta di dada agar tidak kehilangannya, bukankah jodoh adalah Allah yang mengaturnya??? tak kan pernah tertukar atau kehabisan stok??? Lalu, kenapa aku harus menumpuk dosa yang sudah banyak itu menjadi semakin banyak hanya karena takut kehilangannya?? hanya karena nafsu dan egoku yang ingin memilikinya???

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Al- Baqarah:216.

Cinta.. Cinta.. Benarkah yang menyuruh kita bertindak tergesa-gesa adalah Cinta??
Benarkah yang menyuruh kita melanggar semua Larangan-Nya adalah Cinta???
Ahh..Kawan, terkadang kta tidak mampu membedakan mana bisikkan Cinta dan mana Bisikkna Nafsu.

Ingatlah kawan.. carilah jodoh sesuai petunjuk Rasulullah..

"Takdir mempunyai beberapa bagian, pertama ialah takdir di dalam ilmu Allah yang azali. artinya Allah telah mengetahui segala-galanya sebelum ia benar-benar terjadi. Takdir di dalam bentuk ini tidak bisa dan tidak mungkin berubah secara mutlak. Jika ia berubah berarti ia telah merubah kesempurnaan Allah ciptakan, seperti merubah bentuk anggota tubuh kita dengan operasi plastk,dan hal ini adalah jelas tidak di benarkan di sisi Allah. Allah berfirman: “Keputusan di sisiKu tidak akan berubah dan Aku sekali-kali tidak menzalimi hamba-hambaKu.” (Surah Qaaf ayat 29)

Takdir ini dikenali sebagai qada mubram atau ‘takdir yang pasti’ dan mengingkarinya akan menyebabkan seseorang menjadi kafir menurut penjelasan ulama. Takdir yang kedua ialah takdir yang tertulis di Lauh Mahfuz dan ia dikenali juga sebagai takdir mu’allaq. Mengikut K.H. Sirajuddin Abbas di dalam buku 40 Masalah Agama, takdir ini bisa berubah dari masa ke semasa, sebagai contoh, jika seseorang telah ditakdirkan hidup hingga ke usia 60 tahun, dan beliau sering menghubungkan tali persaudaraan dengan manusia, Allah mungkin menambah umurnya melebihi 60 tahun. Atau jika seseorang telah ditulis berjodoh dengan seseorang yang buruk agamanya,namun dia berusaha memperbaiki diri dan berdo'a memperoleh jodoh yang baik, jodohnya masih bisa berubah dari do'a dan usahanya:
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab.” (Surah Ar-Ra’d ayat 39)

Dalam masalah mencari jodoh, nabi sendiri menyuruh kita memilih pasangan yang benar. Oleh kerananya kita disuruh berusaha mencari jodoh berdasarkan landasan agama dan mintalah petunjuk Allah tentangnya. Allah tidak pernah mendzalimi manusia kita sendirilah yang mendzalimi diri kita sendiri."


Imam Baijuri di dalam kitab Tuhfatul Murid Syarh Jauharatut Tauhid berkata: “Lauh Mahfuz, mengikut pendapat yang hak, menerima penghapusan dan penetapan.”

Di antara perkara yang boleh mengubah ketetapan di Lauh Mahfuz ialah doa dan amalan yang baik, berdasarkan sabda Nabi s.a.w : “Tiada yang boleh menolak takdir selain doa dan tiada yang boleh memanjangkan umur kecuali perbuatan yang baik.” (H.R Tirmidzi)

Sayyidina Umar Al-Khattab ra pada suatu ketika, telah melafazkan doa-doa ini ketika bertawaf: “Ya Allah, jika Engkau telah mentakdirkan aku tergolong di dalam golongan orang-orang yang bahagia, tetaplah aku di dalam keadaan aku.

Sebaliknya jika Engkau telah tetapkan aku di dalam golongan orang-orang yang celaka dan berdosa, hapuskanlah takdir itu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang mendapat kebahagiaan dan keampunan.”


Wallahu'alam.

PACARAN BIKIN HIDUP LEBIH REDUP !!

Kecintaan terhadap lawan jenis merupakan fitrah yang ada pada setiap manusia yang sempurna.Inilah hikmah diciptakannya manusia dengan jenis yang berbeda, berupa laki-laki dan wanita.

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)". (Q.S. Ali Imran: 14).

Namun kecintaan kepada lawan jenis, harus diletakkan pada tempatnya sesuai aturan syari’at. Jika tidak, maka di sinilah manusia akan hidup seperti binatang, bahkan lebih keji lagi. Cara dan tipsnya yang syar’i, bina dan tumbuhkan cinta ini dalam rumah tangga melalui gerbang nikah, bukan sebelum berumah tangga, karena ini terlarang dalam agama kita.

Pembaca yang budiman, kecintaan terhadap lawan jenis inilah yang menjadi alasan dua anak manusia terjerumus dalam perkara haram, hina dan keji dengan menjalin hubungan, memadu kasih, mengukir kisah asmara dan berjanji setia sehidup dan semati, atau lebih akrab disebut dengan istilah "pacaran" !!!

Betapa banyak harta yang terbuang karenanya, betapa banyak manusia menjadi gila karena ulahnya, betapa banyak kemaksiatan yang terjadi karena melakukannya, dan jiwapun melayang disebabkan olehnya.Namun sangat sedikit manusia yang mau mengambil pelajaran.

Lalu kenapa produk barat yang bermerek "pacaran" ini masih menjadi "virus" yang menjangkiti hampir semua kalangan, mulai dari Sekolah Dasar, SMP, SMA, sampai di bangku kuliahan. Mereka merasa malu, bila masih sendiri alias belum punya pacar.Semua ini disebabkan karena hawa nafsu yang sudah berkuasa pada diri seseorang, kurangnya perhatian orang tua, dan jauhnya mereka dari agama.

Berbagai macam dalih dan beribu merek alasan yang sering dilontarkan untuk menghalalkan produk haram ini.Yah, "alasanya mengikuti perkembangan zaman", "cara untuk mencari dan memilih pasangan hidup, agar bisa saling mengenal karakter dan sifat masing-masing sebelum menjalani bahtera kehidupan rumah tangga".Ini adalah jerat-jerat setan. Lalu sampai di mana kalian akan saling mengenal pasangan? Apakah sampai harus melanggar batasan-batasan Allah !!? Ini adalah pintu kebinasaan yang akan menghinakan dirimu.

Dalil Haramnya Pacaran

Allah -Azza wa Jalla- Yang Maha Penyayang kepada hamba-Nya telah menutup segala celah yang bisa membinasakan hamba-Nya, di antaranya adalah zina, dan segala pengantar menuju zina. Allah –Azza wa Jalla- berfirman:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.dan suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Isra’ : 32)

Allah telah melarang hamba-Nya untuk mendekati perzinaan, karena zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.dan suatu jalan yang buruk. Maka segala hal yang bisa mengantarkan kepada bentuk perzinaan telah diharamkan pula oleh Allah.Sedangkanpacaran adalah sebesar-besar perkara yang bisa mengantarkan ke pintu perzinaan !!! Data dan realita telah membuktikan; tak perlu kita sebutkan satu-persatu kisah buruk dan menjijikkan, dua insan yang dimabuk asmara.

Jika Allah dalam ayat ini mengharamkan pengantar menuju zina (diantaranya pacaran), maka tentunya Allah mengharamkannya karena hal itu akan menimbulkan mafsadah (kerusakan) di atas permukaan bumi, seperti kerusakan nasab, harga diri, rumah tangga, dunia, dan akhirat.

Para Pembaca yang budiman, Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan firman Allah di atas, kenapa Allah mengharamkan pacaran? Jawabnya, berdasarkan hadits-hadits yang ada, bahwa pacaran mengandung beberapa perkara maksiat lainnya; satu dengan lainnya saling mengundang, seperti:

Memandang Lawan Jenis yang Bukan Mahram

Saling memandang antara satu dengan yang lainnya sudah menjadi perkara yang lumrah bagi dua insan yang dimabuk cinta. Sementara memandang lawan jenis bisa membangkitkan syahwat apalagi bila sang wanita berpakaian ketat yang menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya. Oleh karena itu "bohong" bila seorang laki-laki tidak tergiur dengan penampilan wanita yang menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya, apa lagi sang wanita tergila-gila kepadanya dan tiap hari berada di sisinya. Sebenarnya sang laki-laki bejat tinggal menunggu waktu dan kesempatan saja untuk bisa melampiaskan nafsu setannya. Setelah itu terjadilah apa yang terjadi… naudzu billahi min dzalik.

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim menjaga matanya dari memandang perkara-perkara yang diharamkan untuk dilihat. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya (dari hal yang haram); yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya (dari yang haram)". (QS. An-Nur: 30-31).

Jarir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhuma- berkata, "Aku bertanya kepada Rasulallahi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda, "Palingkan pandanganmu". [HR. Muslim (2159), Abu Dawud (2148), At-Tirmidziy (2776)]

Memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang (bukan mahram), meskipun tanpa syahwat, maka ia adalah zina mata. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

"Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya". [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

Saling Merayu, dan Menggoda dengan Suara Lembut

Lalu bagaimana lagi jika yang dilakukan bukan hanya sekedar memandang, tapi juga dibumbui dengan cumbu rayu, berbalut suara yang mengundang syahwat dan sejuta godaan dusta!! Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

"Maka janganlah kamu tunduk (bersuara lembut) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik".(QS. Al-Ahzab:32).

Al-Hafizh Ibnu Katsir-rahimahullah- berkata menafsirkan ayat ini, "Maknanya hal ini, seorang wanita berbicara (di balik tirai dan penghalang, -pent) dengan orang lain dengan ucapan yang di dalamnya tak terdapat kemerduan suara, yakni seorang wanita tidak berbicara dengan orang lain sebagaimana ia berbicara dengan suaminya (dengan penuh kelembutan)". [Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (3/636)]

Jadi, seorang lelaki atau wanita terlarang untuk saling menggoda, merayu, dan bercumbu dengan ucapan-ucapan yang membuat salah satu lawan jenis tergoda, dan terbuai sehingga pada gilirannya membuka jalan menuju zina, baik itu zina kecil (seperti memandang, saling memikirkan, dan lainnya), maupun zina besar !!

Menemui Wanita Tanpa Mahram, dan Tanpa Pembatas

Sehari bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sebulan, dan sebulan bagaikan setahun bila sepasang anak manusia yang sedang dimabuk cinta tidak bertemu.Ketika mereka bertemu, pastilah berduaan.Sang pria berusaha sebisa mungkin menemui si wanita, tanpa ada mahram, dan tanpa pembatas berupa tirai yang melindungi mereka dari pandangan syahwat. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

"Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita".Seorang lelaki dari kalangan Ashar berkata, "Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami?" Maka Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, "Mereka adalah kematian (kebinasaan)". [HR. Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]

Berduaan antara Pria dan Wanita

Lebih para lagi, jika pria dan wanita yang berpacaran ini saling berduaan, karena setan sudah hampir berhasil menjerumuskan keduanya dalam zina.Makanya, kasus zinanya orang yang berpacaran, itu terjadi di saat mereka berduaan; saat mereka bebas mengungkap isi hatinya, dan syahwatnya yang bergejolak kepada lawan jenisnya.Sebab itu, kedua pasangan yang haram ini berusaha mencari tempat yang tersembunyi, dan jauh dari jangkauan manusia; ada yang pergi ke daerah wisata, tepi pantai; ada yang lebih elit lagi sewa hotel, villa, dan lainnya. Untuk apa? Agar bebas berduaan melampiaskan birahinya yang keji !!! Di lain sisi, sebagian wanita tak sadar jika ia akan dihinakan dengan perbuatan itu, karena hanya sekedar janji-janji muluk dan dusta. Sadarlah wahai kaum wanita, jika seorang lelaki yang mengungkapkan cintanya kepadamu, tanpa melalui pintu nikah, maka ketahuilah bahwa itu adalah "cinta palsu", dan "janji dusta"

Seorang dilarang berduaan dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya, karena hal itu akan membuat setan lebih leluasa menggoda dan menjerumuskan seseorang dalam zina, dan pengantarnya. Rasulllah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

"Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya".[HR. At-Tirmidziy (2165), dan Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

Memegang dan Menyentuh Pacar

Pacaran tidaklah lepas dari bersentuhan, entah dengan cara berjabat tangan, berboncengan di atas kendaraan, atau berpegangan, berpelukan, berciuman dan lainnya. Ketahuilah bahwa memegang dan menyentuh wanita yang bukan mahram kita adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama kita. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

"Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya". [HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Al-Allamah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy-rahimahullah- berkata setelah menguatkan sanad hadits diatas dalam Ash-Shohihah (1/1/448), "Dalam hadits ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang menyentuh wanita yang tak halal baginya.Jadi, di dalamnya juga ada dalil yang menunjukkan haramnya berjabat tangan dengan para wanita (yang bukan mahram), karena berjabat tangan dicakup oleh kata "menyentuh", tanpa syak.Perkara seperti ini telah menimpa kebanyakan kaum muslimin di zaman ini. (Namun sayang), di antara mereka ada yang berilmu andaikan ia ingkari dalam hatinya, maka masalahnya sedikit agak ringan. Cuman mereka ini berusaha menghalalkannya dengan berbagai jalan, dan takwil. Telah sampai suatu berita kepada kami bahwa ada seorang tokoh besar di Al-Azhar telah disaksikan oleh sebagian orang sedang berjabat tangan dengan para wanita !!Hanya kepada Allah tempat kita mengadu dari keterasingan Islam".

Nasihat bagi Orang Tua

Suatu perkara yang membuat kita sedih, orang tua tidak peduli lagi dengan anak gadisnya ketika keluar rumah bersama laki-laki yang bukan mahramnya. Keluar dengan berpakaian serba ketat, kemudian dibonceng,.Tidak tahu kemana anak gadisnya dibawa pergi.Lalu terjadilah apa yang terjadi.Si gadis terkadang pulang larut malam, namun orang tua hanya membiarkan kemungkaran terjadi di dalam rumah tangga, dan keluarganya.Inilah Dayyuts yang diharamkan baginya jannah (surga). Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

"Ada tiga golongan yang sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang yang durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan perbuatan keji dalam keluarganya".[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (3047)]

Jika kita melirik ke arah yang lain, ternyata ada juga wanita yang berbusana muslimah dan pria memakai gamis jatuh ke dalam jerat setan ini. Mereka sebut dengan istilah "pacaran islami".Tentunya ini justru lebih berbahaya karena jalan menuju perzinaan yang telah dibungkus dengan label "islami".Padahal sungguh agama Islam yang suci ini telah berlepas diri dari perbuatan ini.

Pacaran yang merupakan pos dan gerbang menuju zina ini, jika dianggap "islami" -padahal itu haram berdasarkan ayat yang lalu-, maka kami khawatirkan akan muncul generasi yang akan menghalalkan perkara-perkara haram lainnya, karena dipoles dan dihiasi dengan label "islami" sehingga mereka nantinya akan membuat istilah "musik islami", "khomer islami", "mencuri islami", "riba islami", "judi islami", dan lain sebagainya. Padahal musik, khomer, mencuri, riba, dan judi adalah perkara-perkara haram, namun dihalalkan oleh mereka hanya karena permaiman kata yang licik.Na’udzu billah min dzalik !!

Akhirnya kami nashihatkan kepada kaum yang dilanda asmara agar segera bertaubat kepada Allah sebelum nyawa meregang. Hentikan pacaran yang akan menjatuhkan kalian dalam jurang kenistaan. Jagalah kehormatan kalian yang suci dengan tameng ketaqwaan kepada Allah -Ta’ala- .

antara Persahabatan dan Keegoan






Lelaki itu ,, sebut saja namanya "Fulan" ,,, Pertama kali ku mengenal dia di Facebook sekitar satu tahun yg lalu,,, aku lupa kpn tepatnya,,, aku tdk terlalu mengenalnya,, dia mulai mengenal aku lbh dekat karena aq msh satu kabupaten dng dia,,,
Satu hari ku lihat dia mengUPLOAD photo2 mesumnya dng pacarnya di Facebook,, di komentari oleh temen2nya,, di jadikan bahan senda gurau,, Aku yg memang pada saat itu tak terlalu mengenalnya tak terlalu peduli dng aktivitasnya,,, toh itu kehidupan dia,,, apa hubungannya dngku,,, hanya dalam hati sempat aku nyeletuk " DOSA KOK DI BANGGA2KAN,, photo mesum di pajang2kan "



Beberapa minggu setelahnya mungkin dia telah putus dng ceweknya,, krn sejak saat itu dia mulai mendekatiku,, dr sekedar komen2 di photoku,, status,, atau nge-Wall,, sifatnya yg memang pandai ngocol membuat dia gampang dekat dng org2 yg baru di kenalnya,, sampai suatu hari terdapat "PERMINTAAN HUBUNGAN " di akunku. artinya dia nembak aku secara gak langsung ,, tp permintaan itu ku acuhkan tanpa komentar apapun, dan dia pun membatalkan permintaan tersebut. Krn tdk berhasil mendekatiku,, dia mulai mengincar sahabatku si Fulana. Aku yg memeang memperhatikan gelagat si Fulan yg mengumbar rayuan maut dan gurauan2 yg membuat cewek2 terhanyut mulai memperingatkan sahabatku si Fulana agar berhati2 dan jng sampai tergoda rayuannya, tp rupanya peringatan dariku tak di hiraukan oleh si Fulana,, Fulana terlanjur jatuh cinta pd si Fulan. si Fulana yg memang sangat LUGU mudah sekali terjebak rayuan Pria seperti si Fulan. tanpa sepengetahuanku si Fulana jadian ma si Fulan. si Fulana yg sdh ku anggap sbg adikku sendiri tentu saja membuatku khawatir,, knp dia harus terjebak oleh rayuan si Fulan.



Karena tau aku tdk menyukai si Fulan, si Fulana malah menjauhiku,, seolah tak mau menganggapku sahabatnya lagi,, si FULAN yg mengetahui aku tdk menyukai hubungan mereka kemudian menghujatku lewat statusnya yg mungkin sampai akhir hayatku tak akan perah ku lupakan "BERJILBAB TAPI BERHATI BUSUK, AKU LEBIH MENGHARGAI JABLAY SEKALIPUN DARI PADA KAMU YG BERJILBAB TP BERHATI BUSUK, LEBIH BAIK KAU COPOT SAJA JILBABMU"
sahabat mungkin bisa membayangkan seperti apa perasaan sahabat jika ada yang melontarkan kata-kata seperti itu kpd sahabat???,,memangnya apa yg pernah aku lakukan padanya??? apakah aku mencaci maki si fulan??? memfitnahnya??? melaknatnya??? sampai dia dng teganya menuding aku "BERHATI BUSUK?" aku cuma bilang aku tdk suka dia mendekati sahabatku itu saja,, T__T

Sejak saat itu aq membencinya,,, Dia buakan pria yg fakir ilmu,, bahkan jika di hitung,, ilmunya dia tentu lbh tinggi dr aku yg msh hijau bahkan sangat hjiau,, tp dr semua ilmunya apa yg ia dapat??? dng ilmunya dia selalu menolak kebenaran bahwa PACARAN ITU HARAM ,, dalam setiap statusnya dia selalu merayu si Fulana dng sangat2 berlebihan... si Fulana bilang kalau si Fulan tdk RIDHA kalau sampai si Fulana tdk menjadi miliknya,,, hahhh???? bukankah dng begitu berarti dia tdk ridha dng ketentuan Allah,,,




Sejak dia berpacaran dng si Fulana ,, si Fulana sudah berubah,, bahkan semakin menjauh dr kami sahabat2nya... sahabat sekalian bisa membayangkan,,, DUNIA NYATA DI KALAHKAN OLEH DUNIA MAYA,,, PERHATIAN PACAR LEBIH MANIS DR PD PERHATIAN SAHABAT,, PACAR LEBIH BERHARGA DARI PADA SAHABAT,,,



SEKARANG,,, si Fulana sudah tdk mau menjadi sahabatku lagi,,, bahkan dia sdh tdk mau peduli padaku lg,, dulu dia menganggapku saudari,, tp kini aku sdh tak lagi berarti,,, Ketika dia mencoba memutuskan hubungan dng pacarnya,, dia berdalih bahwa dia TDK TEGA, TAKUT MEMUTUSKAN SILATURAHMI, TAKUT MENGECEWAKAN DAN MENYAKITI SI FULAN,,, Lalu ketika sekarang dia pergi meninggalkanku,,, dia tdk pernah peduli apakah sahabat TERSAKITI??? KECEWA??? bahkan dia tdk perduli dng silaturahmi yg terputus antara kami........

Jika kekasih berharap bisa menyentuh dan memilikimu.. Sahabat hanya butuhkan sandaran pundakmu ketika tersedu,, Jika kekasih inginkan belaian hangatmu, sahabat hanya butuhkan penyemangatmu ketika mulai layu,, Jika kekasih inginkan jiwa dan ragamu miliknya sepenuhnya,, sahabat hanya inginkan kau dimiliki oleh org yg mampu membuatmu bahagia.

Untuk semua ukhty yang sedang bertikai dengan sahabatnya karena masalah yang sama, semoga kisah ini bisa di jadikan renungan, betapa seorang sahabat akan sangat terluka jika kalian memilih meninggalkannya demi kekasih yang baru kalian kenal. Ingatlah.. do'a seorang sahabat untuk kebaikan kalian tanpa kalian ketahui tak ada penghalang dengan Allah, jadi jangan sia-siakan sahabat yang sejati yang do'anya untukmu selalu di dengar oleh Allah.

~♥~Manusia yang Hampir Punah~♥~

Emang Masih ada Orang kayak begitu zaman sekarang ??
Jarang banget lho ada orang kayak begitu zaman sekarang.

Pertanyaan dan pernyataan di atas sering kita temui jika ada yang bercerita tentang kisah-kisah orang yang memegang teguh prinsip Islam di tengah derasnya arus kebebasan. Kita sering bertanya masih adakah?? Jika kita mengerti Orang yang hidup tertata dengan norma agama itu sedikit jumlahnya, kenapa kita tidak berusaha memperbanyaknya dengan memulainya dari diri sendiri?? Bukankah dengan begitu jumlah orang istimewa tersebut akan menjadi MASIH BANYAK bukan MASIH ADAKAH???

Kita ingin mendapatkan pendamping yang baik, tapi kita sendiri lupa memperbaiki diri, kita sibuk dengan do'a dan harapan kita sendiri demi kebahagaiaan diri sendiri, lalu bagaimana dengan dia yang kita harapkan memiliki semua yang kita harapkan, namun kita tidak dapat memberikan apa yang dia harapkan dari kita???


Ketika ada yang memberi Tausiyah tentang pentingnya menjaga hati, keutamaan menghindari jalinan kasih sebelum menikah (pacaran.red). Banyak yang pertanyaan berhamburan, EMANG ADA? EMANG BISA? emang gak bakalan nyesel nantinya karena belum mengenal lama?

EMANG ADA?
Tentu saja ada, bukankah pada masa Rasulullah hidup saja tidak ada pacaran bukan? Jika lingkunganmu tidak memiliki orang-orang istimewa itu , yang selalu berusaha mematuhi rambu-rambu islam,tentu saja akan membuat kamu menjadi pribadi yang lebih mematuhi keumuman di Masyarakat dari pada Hukum Islam, karena kamu merasa asing dengan aturan-aturannya, kamu selalu beralsan "WONG ZAMAN SEKARANG KAN HAMPIR SEBAGIAN BESAR ORANG PACARAN"

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (kepada Allah)”
Al An’am/6:116
“…Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan…”
Al An’am/6:119

Padahal jika kita mau merenungkan kembali dengan dada yang ikhlas dan jiwa yang tenang, kamu akan menemukan betapa keuntungan dari menghindari pacaran adalah untuk diri kita sendiri, dan jika kamu masih memilih pacaran, ya silahkan .. toh ketika mendapatkan kekecewaan, luka, dan air mata, kamu sendiri juga yang menanggungnya, lalu bagamana dengan dosanya? Ya, kamu juga bakal di mintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.

EMANG BISA?
Ya bisa lah, toh Islam juga tidak akan menyuruh kita membeli kucing dalam karung, artinya dalma Islam juga di perbolehkan mengenali calonnya terlebih dahulu lewat jalan Ta'aruf, Dalam artian Ta'aruf yang sesuai tuntunan Syari'at bukan TTM (Ta'aruf Tapi Mesra.red). ada yg bilang apa gak takut baru nikah terus gak lama kemudian cerai karena belum mengenal lama pasangan kita, so'al Cerai atau Tidaknya itu tergantung pasangan tersebut, kalo pasangan tersebut tahu tujuan menikah itu bermuara pada mengharap Ridha-Nya, sudah pasti mereka akan bersabar atas kekurangan masing-masing. Toh yang berpacaran 7-10th saja bisa cerai kan?? jadi lamanya masa perkenalan itu tdk ada hubungannya dengan perceraian bukan???

Jika yang baik itu Langka
Jika yang Shaleh itu hampir punah
Kenapa kita tidak memulai dari diri kita untuk melestarikannya?
Jika saja semua yang mengerti orang baik dan shalih itu sudah jarang di temukan mau merubah diri menjadi shaleh, tentunya akan banyak generasi-generasi shaleh yang baru, mengalahkan jumlah generasi-generasi penganut kebebasan yang jumlahnya menduduki peringkat pertama saat ini.
Kalo mengerti yang shaleh itu sudah hampir punah, tak sadarkah kita duniapun akan sgera Musnah.

Wallahu'alam

Jangan Pacaran Yaaa ^__^

"AFWAN.. posting kali ini Bermaksud menyindir.. menyinggung.. ataupun dengan niat menyakiti siapapun yang merasa sedang berpacaran.. hanya untuk di jadikan bahan renungan.. semoga Rahmat dan Hidayah-Nya hadir bersama note ini ,amin.

Konon, hanya satu hal yang dapat mengubah kejiwaan remaja atau pemuda yang sedang bergejolak. Seorang pecandu rokok, pemain game atau pembolos ketika sekolah akan bertekuk lutut ketika sang kekasih memintanya untuk menghentikan kebiasaan buruknya. Atas nama cinta! Yah, itulah alasannya. Suatu alasan yang telah menjamur.

Namun, seperti yang di’konon’kan di atas, sangatlah tidak masuk akal dan tidak bisa dibenarkan. Mari mencoba melihat realita. Berapa banyak mahasiswa yang rajin, rela mengorbankan waktu belajarnya untuk pacaran. Dan yang gemar menabung, merelakan rupiah demi rupiahnya untuk sebuah candle light dinner.


Pada hakikatnya pacaran hanyalah memindahkan seseorang dari satu lubang ke lubang yang lain. Dan juga menyeret orang yang selamat ke sebuah lubang yang dimurkai Allah.

Sebuah analogi yang logis. Ketika seorang majikan sebuah toko, dia memiliki satu orang pekerja. Dengan satu orang pekerja yang dia miliki, dia mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Semakin hari, usaha yang dia rintis semakin bertambah dan dia mengambil satu orang lagi sebagai pekerja. Kemudian dia menuturkan, jika satu orang pekerja memiliki power bernilai 4, ketika ditambah satu orang yang juga memiliki power bernilai 4. Hasil yang didapat bukan sekedar 8 power, namun 10 atau bahkan lebih. Kerja sama membuat mereka dapat bekerja lebih bagus.

Berawal dengan sekedar chatting, bergandengan tangan, berciuman dan kemudian banyak yang sampai pada zina...

Berbeda lagi dengan dua orang yang dimabuk cinta. Ketika dia masih berstatus single, dengan tekad yang bulat dia mampu mengerjakan suatu pekerjaan dengan sendirinya. Namun ketika ada satu orang yang dianggapnya sebagai 'pacar', ketika suatu pekerjaan dihadapi, dia hanya berkata "yank, masa sayank tega sih liat aku ngerjain tugas sendirian?" tragis. Satu bukti bahwa pacaran melemahkan mental, menurunkan produktivitas dan mengacaukan agenda.


Pacaran adalah sebuah aktivitas yang menyiksa batin dan mempermainkan hati, permainannya menyebabkan hati menjadi sakit bahkan tidak sedikit yang hatinya mati dibuatnya. Kasus petinggi negara Indonesia, pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, zina anggota DPR bisa dijadikan contoh, atau perselingkuhan presiden terdahulu dengan istri orang, dan masih banyak lagi. Ketika hati tidak berfungsi sebagai pengontrol akhlak, banyak kejahatan yang ditimbulkan.


Juga ketika seharusnya remaja dengan jiwa mudanya mampu berkreasi dan memberikan gebrakan besar dalam kehidupan ini. Atas nama cinta dia dibuatnya tidak berkutik. Sehari tidak bertemu pacar, seperti ada sesuatu yang kurang, aktivitas dilakukan dengan tanpa ada semangat. Hampa dunia terasa, apalagi ketika 'putus'. Menandakan bahwa pacaran menjadikan hari-hari penuh dengan rasa was-was, dan tidak memberikan ketenangan.


Pacaran itu candu, bagaikan meminum air laut, di setiap tegukan memberikan rasa haus yang semakin bertambah. Pacaran itu bak pecandu rokok. Berawal dengan merokok menjadikan kebiasaan buruk lain muncul.

banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah sebuah pilihan, sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan konsekuensi masing-masing...

Pacaran itu candu! Berawal dengan sekedar chatting, lalu bergandengan tangan, kemudian berciuman dan akhirnya banyak yang sampai pada zina. Na'udzubillah min dzalik.


Masih banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah sebuah pilihan. Sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan konsekuensi masing-masing tentunya. Karena hanya ada dua pilihan dalam hidup. Bahagia, atau binasa. Semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk dapat kita tempuh dengan penuh kelapangan. [Rafiq Jauhary/voa-islam.com]

Sayang..... Kita putus yukk !!!!



Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Ba’da tahmid dan shalawat…
Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat.
Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak Pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.
Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil di hadapanNya. Dan, akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.
Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan olehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayang-kan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.
Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, akhi. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, Dia punya rencana indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantu-mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.
Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.
Maaf akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, Insya Allah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.




Ini adalah surat PHP (Putus Hubungan Pacar)
Mungkin saudariku semua ada yang sudah pernah membacanya, tapi kami post disini untuk berbagi kepada mereka yang belum tahu, Semoga note ini bisa mnjadi perantara datangnya Hidayah Allah kpd kita ,amin


couple halal

Bissmillah...


Assalamu'alaykum.. Warahmatullah... Wabarakatuh...


Jika kelakuan kurang baik kita kita bandingkan dengan orang yg berkelakuan lbh buruk dari kita, tentu kita akan merasa aman tanpa merasa bersalah.
Lain halnya jika kita bandingkan dengan orang-orng yang lebih baik dari kita, kita pasti merasa malu karena meski kelakuan buruk kita dalam taraf normal/wajar menurut kita, tapi akan tetap terlihat buruk jka di bandingkan dengan mereka yang lebih menjaga diri.


Contohnya ketika kita Berpacaran dan merasa bahwa pacaran cara kita adalah pacaran yang sehat. Kenapa kita merasa tidak bersalah meski telah melanggar Larangan-Nya? Karena kita melihat perbandingan kepada mereka yang pacarannya tidak sehat ( berzina ). Dari situ kita MERASA AMAN , merasa tidak berdosa.. kita berdalih " Kita mah pacarannya gak ngapa-ngapain ,palingan cuman jalan bareng, makan bareng, nonton bareng, sama ngobrol2 biasa aja, Normal kan??? "


Yupzzz... NORMAL!!!
Mungkin sahabat semua bertanya Kok bisa Normal sih Ukht??? Ya jelas NORMAL lah, kalo kita menilai dari kaca mata masyarakat umum, Kalo kita mau melihat dr kaca MATA ISLAM tentu saja TIDAK NORMAL !!!! Bukankah Allah telah berfirman yg artinya: ..... "Dan janganlah kamu mendekati ZINA..." apakah itu masih belum cukup untuk meyakinkan kita bahwa pacaran itu HARAM???


“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan (hati) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Al-Jumu ‘ah:2)

"Sahabat, mungkin mereka bilang NAIF ketika kita membicarakan tentang kesucian HATI, mereka bilang mana ada yang bisa lepas dari dosa, gak usah sok jadi manusia suci deh... "
Sahabat, Ketika kita sedang membicarakan menjaga kesucian hati, bukan berarti kita menjadi manusia suci tanpa alpa, akan tetapi kita sedang berusaha... Berusaha semampu kita, menjauhi apa-apa yang Dilarang-NYa, membuktikan cinta kita Kepada-Nya, agar hati ini tidak rabun untuk melihat tanda-tanda Kekuasaan-Nya, Agar hati ini tidak menolak kebenaran yang datang dari-Nya, agar hati ini merasa sejuk kala mendengar ayat-ayat-Nya.

“Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah, apabila ia benar maka tubuh itu akan ikut benar dan apabila ia rusak maka seluruh tubuh akan rusak, segumpal darah itu adalah hati.”


Sahabat, bayangkan jika hati kita sudah tertutup, hitam legam karena maksiat yg kita lakukan, akibat dr kita yang tdk mampu mnejaga hati.. Tak ada sedikitpun Cahaya petunjuk di dalamnya. Maka akan slalu mengingkari kebenaran dan petunjuk yang datang pada kita.


“Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, para malaikat-Nya, para Rasul-Nya, kepada hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk. (HR. Bukhari)







“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memaham(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata(tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga(tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”
Al A’raaf/7:179

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (kepada Allah)”
Al An’am/6:116


“…Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan…”
Al An’am/6:119


“Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan(kosong), maka kelak mereka akan mengetahui(akibat perbuatan mereka)”
Al Hijr/ 15:3

" innama a'malu bin niat "

Banyak dari kita yang selalu beralasan pada NIAT.

Yang penting kan niatnya.

Kembali ke niatnya.


Tergantung Niatnya.


Sebenenrnya seberapa besar pengaruh niat dalam sebuah langkah atau perbuatan yang hendak kita jalani.


Ketika Chatting dengan non-mahrom itu di lebih baik di tinggalkan karena alasan bisa membuka peluang untuk syaitan dalam menjalankan misinya, Kita juga kembali bralasan yang penting niatnya?? emang niatnya apa???

Ketika PACARAN di haramkan karena menjadi jalan mendekati zina, kembali kita beralasan yang penting kan niatnya??? emang apa niatnya???

Ketika di beri tahu jilbab yang syar'i itu lebih baik dan lebih di ridhai drai pada jilbab gaul yang terlihat modis dan sexy, kembali kita pun beralasan kembali ke niatnya?? Emang apa niatnya???


Sebenarnya niat seseorang itu benar atau salah bisa di lihat dari caranya mengaplikasikan niatnya tersebut. Di akui atau tidak oleh orang tersebut tersebut caranya tetap saja menunjukkan apa yang menjadi tujuannya. Karena niat yang baik harus di sertai dengan cara yang baik, Jika tidak hasilnya kan menjadi terbalik? Betul????
Terkecuali orang tersebut tidak mengetahui cara yang benar itu seperti apa??


Mari kita cermati penjabaran berikut:
Seorang Pencuri, Koruptor, Perampok, Penjudi, Pelacur, Tukang Riba, Penipu mereka semua pasti mempunyai niat baik yang sama yaitu MENCARI RIZKI bukan??? Niatnya sama untuk menafkahi keluarganya. Niatnya baik atau salah??? Baik kan??? Tapi hasilnya menjadi tidak baik karena mereka semua mengaplikasiakan niatnya dengan jalan yang tidak di ridhai. Hasilnya pun menjadi HARTA HARAM dan yang HARAM tidak akan membawa keberkahan.


Begitu pula ketika kita beralasan kita chatting dengan lelaki/pria ajnabi dengan alasan menciptakan/menyambung silaturrahim, menambah saudara/i.. atau dengan alasan dakwah. Mending kalo imannya kuat nih,, jadi bisa super kuat menagkal godaan. Gimana kalo yang Imannya tipis kaya kulit bawang seperti saya ini. Bukannya Silaturrahim dan dakwah yang di peroleh.. malah tergoda dan terjerat VMJ.. Maka dari itu Perkara fikih mengatakan, menghindari sesuatu yang buruk lebih utama daripada mendatangkan sesuatu yang baik. artinya utamakan menghindari kerusakan sebelum mengambil manfaat.

Ada Juga yang beralasan "Niat saya pacaran bukan untuk main-main. Tapi untuk proses menuju arah yang lebih serius kok. Niat saya hanya sebagai ikhtiar menjemput jodoh saya." Ada cara yang lebih aman dan lebih menyelamatkan iman untuk menjemput jodoh dalam Islam. Tidak perlu pake pacaran, karena semua aktivitas yang terjadi dalam pacaran hanya akan mengundang murka Tuhan (Allah)
Kalo ingin pernikahanmu penuh keberkahan hindari Pacaran.


Kemudian untuk ukhty semua yang sampai saat ini enggan memakaia jilbab Syar'i.
Ada yang beralasan yang penting kan kita udah nutup aurat dari pada enggak, yang penting kan niatnya juga sama karena Allah kok. Yang bener niiih??? Tadi ukhty bilang udah nutup aurat??? Terus lekuk tubuh yang masih terpampang itu bukan aurat ya? dan d**a yang maish terlihat menonjol itu juga bukan aurat ya??? ^_^
Cara menutup aurat yang benar yaitu pakaiannnya tidak menyerupai laki-laki, longgar dan tidak menampakkan lekuk tubuh, serta kerudungnyapun harus menutup dada, itulah menutup aurat yang di perintahkan dan karena Allah, kalo yang sexy itu bukan tuntunan Islam TAPI tuntutan Fashion ^_^

(إن العملَ إذا كان خالصاً ولم يكن صواباً لم يُقْبَل, وإذا كان صوابا ولم يكن خالصا، لم يُقْبَل حتى يكون خالصا صوابا)

Sesungguhnya amal yang ikhlas tapi tidak benar, ia tidak akan diterima, begitu pula ketika amal itu benar tapi tidak ikhlas… Ia tidak akan diterima hingga menjadi amal yang ikhlas dan benar. (Ikhlas jika dilakukan karena Alloh, dan benar jika dilakukan sesuai tuntunan).


Wallahu'alam Bi Shawab.

Niat yang baik harus di susul dengan cara yang baik agar kita memperoleh tujuan yang baik pula. Semoga Allah menerima amal Ibadah kita. Amin Ya rObbal Alamiiiin.

♥ CINTA IBU DAN CINTA KEKASIHMU ♥

Ibumu akan mencintaimu dan membiarkanmu melakukan apa yang terbaik untukmu, menurutmu, memberi masukan dan semangat serta berusaha membimbingmu menjadi anak baik..

Kekasihmu akan mencintaimu tapi takkan membiarkanmu untuk melakukan apa yang terbaik untukmu, menurutmu, cenderung akan mengatur hidupmu.. dan bila kau berusaha menolak, dia akan marah!

Ibumu akan terus mencintaimu walau kau jauh darinya, bahkan ketika kau telah tiada..

Kekasihmu akan berkurang cintanya, bahkan habis ketika kau jauh, apalagi ketika kau telah tiada..

Ibumu akan menerimamu dengan tangan terbuka walau kau telah menyakiti hatinya yang terdalam..

Kekasihmu juga akan menerimamu, tapi sebelum itu, kau harus berlaku manis!

Ibumu takkan pernah menuntut apapun darimu walau ia telah mencintaimu sejak kau dilahirkan..

Kekasihmu yang baru saja mencintaimu akan menuntut balasan dari rasa cintanya..

Ibumu akan meberimu ruang sebesar mungkin untuk berbagi cinta kepada temanmu, orang disekitarmu..bahkan kekasihmu

Kekasihmu cenderung tak memberimu kesempatan untuk membagi cinta, kalaupun kau tak bermaksud selingkuh, karena ia akan selalu menganggapmu selingkuh!

Ibumu akan benar-benar memberimu cinta yang paling tulus dan ikhlas di muka bumi ini..

Kekasihmu?? Tidak!!

“never trust woman except she’s your family”..terdengar pahit, tapi itu kenyataannya..

Pada saatnya nanti kita semua membutuhkan kedua cinta tersebut dalam takaran cinta masing-masing..karena tanpa kedua cinta tersebut, hidup akan terasa hampa..
Ya, cinta dari Ibumu dan cinta dari kekasihmu

Bijaklah dalam mencintai dan dicintai, dalam mengartikan cinta karena segala sesuatu akan indah bila pada waktunya


♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ✿♥ ✿♥ ✿         ukhti devi         ♥ ✿♥ ✿♥ ✿♥♥.
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥

'Ayah, bolehkah berpacaran?'

ABSTRACT:
Mungkin ada diantara kita selaku orangtua yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan psikoseksual remaja. Kita 'malu' menyampaikan kebenaran, padahal itu adalah kewajiban kita untuk menyampaikannya dan hak mereka untuk mengetahuinya. 'Ayah, bolehkah berpacaran?' mungkin salah satu pertanyaan yang lambat laun akan menyergap kita. Salah satu jawaban yang cerdas, memuaskan dan tepat, mungkin dapat kita simak dari artikel di bawah ini.

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita, yaitu pendidikan yang baik dan adab yang mulia.
--------------------------
----------------------------------------

Seorang ayah, bila ia mempunyai putra yang beranjak remaja, lambat atau cepat ia akan disergap oleh pertanyaan seperti ini: 'Ayah, bolehkah berpacaran?' Pengertian 'berpacaran' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan, berkasih-kasihan.

Sebagai Ayah yang baik, kita sudah seharusnya sejak jauh hari berusaha menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tak terduga seperti itu. Namun seringkali kita tidak siap dengan jawaban ketika pertanyaan tadi terlontar dari mulut anak kita. Seorang ayah mempunyai posisi strategis. AYAH TIDAK SAJA MENJADI PEMIMPIN BAGI KELUARGANYA, SEORANG AYAH JUGA SEHARUSNYA BISA MENJADI TEMAN BAGI ANAK-ANAKNYA, MENJADI NARASUMBER DAN GURU BAGI ANAK-ANAKNYA.

'Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yang lebih baik dari pada (pendidikan) yang baik dan adab yang mulia.' (HR At-Tirmidzy)

'Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan ...' Ibnu Qayyim.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertangungjawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim).

Ada sebuah contoh yang datangnya dari keluarga Pak Syamsi. Ketika Iwan anak remajanya bertanya soal berpacaran, Pak Syamsi yang memang sudah sejak lama mempersiapkan diri, dengan santai memberikan jawaban seperti ini: 'Boleh nak, sejauh berpacaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang terjadi antara Ayah dan Bunda' Pak Syamsi menjelaskan kepada Iwan, bahwa berpacaran adalah menjalin tali kasih, menjalin kasih sayang, dengan lawan jenis, untuk saling kenal-mengenal, untuk sama-sama memahami kebesaran Allah di balik tumbuhnya rasa kasih dan sayang itu. Oleh karena itu, berpacaran adalah ibadah. Dan SEBAGAI IBADAH, BERPACARAN HARUSLAH DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN ALLAH, YAITU DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN.

Di dalam sebuah Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya.' 'Di luar ketentuan tadi, maka yang sesungguhnya terjadi adalah perbuatan mendekati zina, suatu perbuatan keji dan terkutuk yang diharamkan ajaran Islam (Qs. 17:32).

Allah SWT telah mengharamkan zina dan hal-hal yang bertendensi ke arah itu, termasuk berupa kata-kata (yang merangsang), berupa perbuatan-perbuatan tertentu (seperti membelai dan sebagainya).' Demikian penjelasan Pak Syamsi kepada Iwan anak remajanya.

"DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, ANANDA BISA BERPACARAN DENGAN BEBAS DAN TENANG, BISA SALING MEMEMBELAI DAN MENGASIHI, BAHKAN LEBIH JAUH DARI ITU, YANG SEMULA HARAM MENJADI HALAL SETELAH MENIKAH, YANG SEMULA DIHARAMKAN TIBA-TIBA MENJADI HAK BAGI SUAMI ATAU ISTRI YANG APABILA DITUNAIKAN DENGAN IKHLAS KEPADA ALLAH AKAN MENDATANGKAN PAHALA." Demikian penjelasan pak Syamsi kepada Iwan.

"Namun jangan lupa," sambung pak Syamsi, "ISLAM MENGAJARKAN DUA HAL YAITU MEMENUHI HAK DAN KEWAJIBAN SECARA SEIMBANG. DI DALAM LEMBAGA PERKAWINAN, KITA TIDAK SAJA BISA MENDAPATKAN HAK-HAK KITA SEBAGAI SUAMI ATAU ISTERI, NAMUN JUGA DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN, MENAFKAHI DENGAN LAYAK, MEMBERI TEMPAT BERNAUNG YANG LAYAK, DAN YANG TERPENTING ADALAH MEMBERI PENDIDIKAN YANG LAYAK BAGI ANAK-ANAK KELAK ..."


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang yang membina anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha' ... (HR At-Tirmidzy).

"Nah, apabila ananda sudah merasa mampu memenuhi kedua hal tadi, yaitu hak dan kewajiban yang seimbang, maka segeralah susun sebuah rencana berpacaran yang baik di dalam sebuah lembaga perkawinan yang dicontohkan Rasulullah..." Demikian imbuh pak Syamsi.

Seringkali kita sebagai orangtua tidak mampu bersikap tegas di dalam menyampaikan ajaran Islam, terutama yang sangat berhubungan dengan perkembangan psikoseksual remaja. Seringkali kita 'malu' menyampaikan kebenaran yang merupakan kewajiban kita untuk menyampaikannya, sekaligus merupakan hak anak untuk mengetahuinya. Sebagai anak, seorang Iwan memang harus mempunyai tempat yang cukup layak untuk menumpahkan aneka pertanyaannya. Sebagai lelaki muda, yang ia butuhkan adalah sosok ayah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cerdas, memuaskan, dan tepat. Seorang ayah yang mampu menjawab pertanyaan bukan dengan marah-marah. Berapa banyak remaja seperti Iwan diantara kita yang tidak punya tempat bertanya yang cukup layak?

Bagi seorang Iwan, sebagaimana dia melihat kenyataan yang terjadi di depan matanya, berpacaran adalah memadu kasih diantara dua jenis kelamin yang berbeda, sebuah ajang penjajagan, saling kenal diantara dua jenis kelamin berbeda, antara remaja putra dengan remaja putri, yang belum tentu bermuara ke dalam lembaga perkawinan. Hampir tak ada seorang pun remaja seperti Iwan yang mau menyadari, bahwa perilaku seperti itu adalah upaya-upaya mendekati zina, bahkan zina itu sendiri!

Celakanya, hanya sedikit saja diantara orangtua yang mau bersikap tegas terhadap perilaku seperti ini. Bahkan, seringkali sebagian dari orangtua kita justru merasa malu jika anaknya yang sudah menginjak usia remaja belum juga punya pacar. Sebaliknya, begitu banyak orangtua yang merasa bangga jika mengetahui anaknya sudah punya pacar. 'Berapa banyak kejahatan yang telah kita buat secara terang-terangan ...?'

Di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis untuk kelak menjadi pacar. Di stasiun teve lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, antara lain dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai "pejuang." Dan bahkan para "pejuang" ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para "pejuang" ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka.

Makna pejuang telah bergeser jauh dari tempatnya semula. Seseorang yang melakukan perbuatan mendekati zina disebut "pejuang." Hampir tidak pernah kita mendengar ada seorang pelajar yang berprestasi disebut pejuang. Jarang kita dengar seorang atlet berprestasi disebut pejuang.
 
ukthi devi..

HUMOR ^_^

Kriteria ( 1 )
Seorang Akhi muda yang baru lulus S-2 di luar negeri ditanya oleh ustadnya mengenai kriteria akhwat yang diinginkannya. Maka dengan segala idealisme sebagai seorang Ikhwan, mulailah ia mencari-cari kriteria dan menuliskan hampir lebih dari sepuluh kriteria, kemudian menyerahkan pada ustadnya tersebut.
Kriterianya sangat bermacam-macam dan agak mengada-ada. Dari yang pertama dia harus seorang akhwat, cantik, pendidikan tinggi, Suku Sunda, berkacamata, lulus dengan cumlaude, hafal sekian juz. dan demikian seterusnya. Setelah diproses oleh sang ustad, akhirnya ia diberitahu bahwa tidak ada akhwat yang bisa sesuai dengan 10 syarat tesebut. Kemudian sang Ikhwan mengurangi kriterianya menjadi 9, setelah diproses sekian minggu ternyata hasilnya nihil. Kemudian sang ikhwan mengurangi satu lagi dari kriterianya menjadi delapan. Dan setelah ditunggu sekian lama hasilnya tetap nihil karena terlau ideal kata ustadnya. Dan demikian seterusnya setiap kali gagal sang ikhwan mengurangi satu kriteria. Sampai setelah lewat lebih dari dua tahun sang Ikhwan akhirnya menemukan pasangan hidupnya.Tapi itupun setelah kriterianya tinggal satu!^_^

Kriteria ( 2 )
Seorang Akhi ditanya sang Murobby tentang kriteria seorang akhwat yang diinginkannya. Setelah beberapa saat berpikir, sang Akhi menjawab dengan malu-malu,
“Yang pertama Ustad, dia harus seorang yang cukup cantik.”
“Astaghfirullah Akhi, bukannya Rasulullah menyuruh kita untuk mengutamakan agamanya dulu ? “
“Yang itu sih bukan masalah ustad ? “
“Bukan masalah bagaimana akhi, ada hadist nya lho ..”
“Khan yang namanya akhwat pasti berjilbab gede, berarti semuanya kita anggap sudah punya pemahaman agama yang cukup baik, sekarang tinggal kriteria selanjutnya yaitu yang cantik “
” Antum bisa aja cari alasan !” ^_^
Kriteria (3)

Lagi-lagi seorang Ikhwah diinterogarsi oleh murobbinya tentang calon akhwat yang diinginkannya. Ikhwan yang satu ini tampaknya sudah kena blacklist sama murobbinya karena selalu menolak memberi kriteria ketika ditanya.
” Akhi, ini yang terakhir kalinya, kira-kira seperti apa akhwat yang antum inginkan menjadi pendamping antum dalam berdakwah”
“Sudah deh ustad, ane nggak banyak minta, yang asal-asalan aja “
Sang Murobbi pun bengong dibuatnya, “Asal-asalan bagaimana maksud antum ?
Antum kan punya hak untuk mengajukan kriteria.”
“Maksud ane, asal sholihah, asal cantik, asal kaya, asal hafal Qur’an, asal pintar, dan asal-asalan yang lainnya .”
“Pantes saja antum nggak nikah-nikah !”^_^


Poligami
Seorang Akhi baru saja melangsungkan pernikahan dakwahnya dengan seorang akhwat yang sama-sama berjiwa aktivis pula. Minggu-minggu awal pun dilalui dengan penuh ceria, Qiyamul-lail berjamaah, baca Al-Ma’tsurat sama-sama, tabligh akbar bersama bahkan sampai demo dan longmarch pun dilakukan sama-sama. Suatu ketika setelah pulang dari suatu acara seminar bertemakan Poligami, pasangan ini terlibat dalam pembicaraan serius,
“Bagaimana Mi, pendapat Ummi tentang poligami secara umum “
“Abi, secara umum poligami tidak ada nilai buruknya sebagaimana yang digemborkan banyak orang, bahkan itu merupakan solusi satu-satunya lho.”
“solusi bagaimana maksud Ummi ?”
“Maksudnya, coba deh abi lihat, berapa perbandingan jumlah ikhwan dan akhwat, di Jakarta aja lebih dari 1 : 7, kalau semuanya dapat satu-satu, maka bagaimana nasib yang tiga lainnya? “
“Kalo Ummi sudah paham, bagaimana kalo kita yang memulai ?”
“Maksud Abi bagaimana ? “
“Abi mau poligami, tapi yang cariin calonnya ummi saja ya.”
“Apaa..! abi mau poligami ? “
“Ya dong, khan Ummi sendiri yang bilang tadi, ingat ini juga sunnah Nabi Muhammad SAW lho..”
“Wah ! kalo begitu abi salah menafsirkan Siroh Nabawiyah, khan Rasul berpoligami setelah istri pertamanya Kahdijah ra, meninggal.
Nah! Jadi abi boleh menikah poligami sampai empat pun boleh, asal setelah Ummi, istri pertama Abi ini, meninggal, OK ?”
“Ini pasti Murobbiyah ya yang ngajari..?”
Sang istri tersenyum manja penuh kemenangan .^_^

MUNGKINKAH UMUR MANUSIA BERTAMBAH ATAU BERKURANG???

Dalil yang jadi perdebatan:
”Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuz)”[QS. Faathir]
Rasulullah shallallah ’alaihi wasallam bersabda:
”Barangsiapa yang mencintai agar Allah memperpanjang umurnya, dan melapangkan rizkinya, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturahim”[HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan lain-lain]

1.Pendapat pertama(yang berpendapat umur manusia tidak dapat bertambah dan berkurang)
Mereka berdalil dengan:
”...tulislah amal perbuatannya, rizkinya,ajalnya dan keadaannya bahagia atau sengsara”[HR. Bukhari, Muslim]
”Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuz)”[QS. Ar-Ra’ad:39]
”Makhluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Allah berfirman kepadanya,’Tulislah!’ Pena bertanya, ”Wahai Rabbku, apa yang hendak aku tulis?”Jawab Allah,’Tulislah taqdir segala makhluk”[HR. Abu Daud, Baihaqi, Tirmidzi dan lain-lain]

2.Pendapat kedua (yang berpendapat umur manusia dapat bertambah dan berkurang)
Mereka berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur’an, karena penghapusan dan penetapan merupakan dua hal yang umum, meliputi umur, rizki, kebahagiaan dan kesengsaraan atau selainnya.
Telah ditetapkan dari sejumlah ulama salaf dari kalangan sahabat dan generasi sesudahnya, bahwa mereka mengucapkan di dalam do’a-do’a mereka:
”Ya Allah, jika Engkau mencatatku termasuk golongan orang-orang yang bahagia, maka tetapkanlah aku ke dalam golongan mereka. Dan jika Engkau mencatatku termasuk golongan orang-orang yang sengsara, maka hapuskanlah aku (dari golongan mereka), dan tetapkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bahagia”
Firman Allah:
”Sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya)”[QS Al-An’aam:2]
Ayat ini menunjukan bahwa manusia memiliki dua ajal, yang mana Allah menetapkan baginya dengan apa yang Dia kehendaki, baik berupa penambahan maupun pengurangan. Dan menunjukan kepada makna ini juga, apa yang diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) dan selainnya dari sejumlah sahabat, dari Nabi shallallah ’alaihi wasallam, beliau bersabda:
”Bahwa silaturahim itu akan memperpanjang umur”


Firman Allah:
”Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan”[QS. An-Naml:62]
Dan hadist-hadist yang mengandung perintah agar ber’do’a adalah mutawaatir, di dalamnya disebutkan:
”Sesungguhnya do’a itu akan mencegah datangnya bala’ dan menolak ketentuan Allah”
Hadist ini memiliki makna sama dengan sabda Nabi shallallah ’alaihi wasallam:
”Tidaklah menambah panjang umur melainkan amal kebaikan, dan tidaklah menolak ketentuan buruk (yang Allah tentukan) melainkan do’a, dan tidaklah seorang hamba terhalang dari rizki melainkan disebab dosa yang diperbuatnya”[HR. Ahmad, Ibnu Hibban, An-Nasaa’i, Ath-Thahawi, al-Hakim, Ibnu Mani’ dan lain-lain]

Sehingga apabila do’a itu tidak bermanfaat sedikitpun dan manusia tidak memperoleh kecuali apa yang telah digariskan baginya pada ketentuan taqdir terdahulu yang bersifat azali, maka perintah Allah subhanallah wata’ala agar berdo’a dan janji-Nya akan mengabulkan permohonan hamba-hamba-Nya yang ber’doa menjadi sia-sia dan tanpa manfaat.
Demilkian pula permohonan perlindungan Nabi shallallah ’alaihi wasallam kepada Allah dan hadist-hadist yang telah ditetapkan secara mutawaatir yang mengandung perintah berdo’a, dan bahwa ia adalah ibadah menjadi sia-sia belaka dan tidak berguna.

Jika pandapat pertama beralasan dengan:
”Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya”[QS. An-Nahl:61]
Penafsiran tersebut telah dijawab oleh sebagian ulama salaf dan diikuti oleh ulama khalaf, bahwa ayat ini khusus berkaitan dengan ajal ketika telah tiba waktunya, yakni tidak bisa maju atau mundur ketika telah datang waktunya(menjelang kematian).
Dimungkinkan untuk menggabungkan makna antara ayat-ayat tersebut, dengan membawa ayat-ayat yang semakna ini kepada makna tersebut, yakni apabila ajal telah tiba maka tidak dapat dimajukan maupun ditangguhkan.
Dan selain keadaan ini, boleh saja Allah menundanya disebabkan doa atau silaturahmi. Atau dengan berbuat kebajikan. Dan bisa juga ajal dimajukan bagi setiap orang yang berbuat keburukan, atau memutuskan apa yang Allah perintahkan kepadanya agar disambung, dan melanggar larangan-larangan Allah subhanallah wata’ala.

Karena dalam kekuasaan Allah-lah untuk menentukan segala sesuatu, dan juga menambah, mengurangi serta menunda sesuatu, seperti yang dijelaskan dalam Qur’an dan Sunnah.

Wallahu'alam